Yuk Perdalam Riset Sebelum Bikin Konten Podcast
Pendengar podcast di Indonesia tergolong memiliki jumlah yang banyak dan terus bertambah. Hal ini membuat para podcaster (sebutan untuk pembuat konten podcast) memandang bahwa podcast adalah konten masa depan. Sifatnya yang fleksibel, bisa didengarkan di mana saja, dan kapan saja sambil melakukan aktivitas lain membuatnya kian digandrungi. Tentunya, untuk menggaet para pemirsa, podcast harus dibuat dengan menarik dan informatif. Berangkat dari hal tersebut, Uniicoms TV milik Prodi Ilmu Komunikasi UII mengadakan Webinar Ngonten (Ngobrol Bahas Konten) dengan tema “Penting Nggak Sih Riset dalam Podcast Interview?” dalam rangkaian acara Festival Konten Inspiratif (FKI) 2021 pada Selasa (31/08).
Podcast kini tak hanya memfokuskan pada segi audio, namun juga visual. Inovasi inilah yang disebut dengan video podcast. Tri Rizal Ghofur, dulunya seorang tim kreatif Narasi TV, menuturkan bahwa dalam dunia industri kreatif video podcast, podcaster profesional mempersiapkan mulai dari kamera, mikrofon condenser, lighting, mixer, XLR portable recorder, dan lainnya untuk menunjang hasil yang maksimal.
“Tapi nggak melulu tentang alat yang mahal. Sebagai pemula, teman-teman bisa memakai gawai untuk merekam,” sambung Tri. Ia juga menyarankan untuk memakai dua perangkat yang berbeda saat membuat konten video podcast; satu untuk merekam audio dan satu untuk merekam video.
Selain menyangkut teknis, Tri mengungkap hal fundamental yang harus diperhatikan sebelum memulai podcast interview, yaitu riset. Dalam menciptakan konten yang kuat, kritis, dan detail, riset harus dilakukan dengan dalam agar dapat menghadirkan fakta atau informasi baru yang membuat audiens takjub. Tri juga mengimbau untuk fokus pada satu bidang minat pada podcast supaya riset yang dilakukan tidak terasa seperti beban.
Setelah menentukan narasumber, langkah-langkah yang dilakukan sebelum syuting video podcast interview antara lain; a) membaca semua artikel dan menonton semua video tentang narasumber, b) mengikuti media sosial narasumber untuk mengetahui apa yang ia sukai, orang terdekatnya, dll dan c) berbincang dengan orang terdekat narasumber, seperti keluarga, teman, ataupun manajer, tentunya dengan seizin narasumber. Begitu disampaikan Tri saat membagikan pengalamannya semasa menjadi tim kreatif podcast Duo Budjang.
Data dan informasi hasil riset inilah yang akan disusun menjadi pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan ke narasumber saat podcast interview. Lebih lanjut, mendatangkan kejutan atas hal yang disukai oleh narasumber juga menjadi hal yang menarik bagi audiens maupun narasumber itu sendiri.
“Yuk mulai bikin podcast! Mulailah dengan bercerita tentang hal yang sangat dekat di kehidupan teman-teman,” dorong Tri. Ia juga mengajak para partisipan webinar untuk jangan ragu mengunggah kontennya di berbagai platform musik digital karena kemudahan akses di era informasi ini. Tak kalah penting, Tri menyinggung bahwa konsistensi dan komitmen sangat diperlukan untuk menjadi seorang podcaster, karena hal yang mungkin bagi kita biasa saja, bisa jadi bermakna untuk orang lain. (MRS/ESP)