Yuk Kenali Cara Self Healing Yang Islami
‘Self Healing’ menjadi suatu kata yang sangat populer di kalangan masyarakat saat ini. Namun, apakah semua metode self healing akan selamanya sesuai dengan syariat Islam?. Lalu, bagaimana menurut pandangan Islam dalam melakukan self healing agar tetap sesuai dengan koridor Islam?.
Topik inilah yang diangkat dalam Kajian Daring Akbar Muslimah #2 (KABAR Batch 2) bertemakan “It’s Okay to Not Be Okay” yang dibawakan Ustadzah Sarita Meisyaranda Matulu pada Sabty (15/1). Kajian yang diadakan Lembaga Dakwah Fakultas Jama’ah Al-Ghuroba FMIPA UII itu menyedot banyak perhatian audiens.
Sarita yang juga salah satu pendiri Layanan Kesehatan Mental Temanbaikk Yogyakarta mengisahkan manusia itu tak bisa secara penuh menentukan perasaan suasana hati pada dirinya. “Kita tidak bisa mengatur suasana hati kita agar setiap saat selalu riang gembira. Rasa sedih, kesal, senang, takut, rindu, semuanya merupakan sifat manusiawi yang diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala”, ungkapnya.
Sosok Nabi pun juga pernah mengalami kesedihan dan ketakutan. Seperti dalam QS 12:84 tentang kisah Nabi Ya’kub yang kehilangan anak tercintanya bernama Yusuf ‘alaihissalam. Surat tersebut menggambarkan suasana hati Nabi Ya’kub pada saat itu yang diliputi kesedihan mendalam.
“Kisah Nabi Ya’kub memberikan hikmah bahwasanya suasana hati yang ada pada diri manusia merupakan keadaan emosi yang tidak dapat ditolak kehadirannya. Keimanan dalam diri seseorang itulah yang akan menolong manusia untuk mendapatkan jalan keluar, solusi dari permasalahan emosi yang saat ini kita rasakan. Dan dari keimanan itulah yang nantinya dapat menghadirkan ketenangan jiwa” tutur Kak Sarita.
Ia juga menekankan pentingnya mengenali beberapa faktor yang menyebabkan seseorang bisa terluka secara psikologis, seperti ekspektasi, perkataan dan perlakuan orang lain, kehilangan, kegagalan, perilaku diri sendiri, dan lain sebagainya.
Tanda Diri Butuh Self Healing
Adanya rasa luka batin dalam diri itulah yang kemudian muncul istilah self healing. Kak Sarita memaparkan, self healing merupakan proses pemulihan diri sendiri yang melibatkan kekuatan yang tumbuh dari diri sendiri untuk bangkit dari permasalahan psikologisnya.
Lalu, apa tanda kita butuh melakukan self healing?. Ketika kita sulit konsentrasi, emosi mudah terpantik, lelah tanpa aktivitas berarti, pola makan yang tidak teratur, dan secara terus menerus merasakan malas untuk berinteraksi dengan orang lain, maka dikondisi itulah kita perlu melakukan self healing.
Kemudian, beberapa bentuk self healing yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan ibadah, relaksasi, positive self talk, dan menulis. Selain melakukan beberapa bentuk kegiatan self healing tersebut, perlu juga diimbangi dengan keyakinan pada Allah subhanahu wata’ala bahwa segala yang saat ini kita alami merupakan takdir yang terbaik dari Allah.
Di akhir acara, Kak Sarita berpesan, “Menjadi wanita muslimah sejati perlu pintar-pintar dalam menata hati. Jangan sampai kita terlalu mengikuti mood ataupun hawa nafsu dalam menjalani kehidupan ini, contoh yang sering kita temui adalah mudah marah. Apabila kita ingin menyelesaikan masalah yang kita hadapi dengan mudah marah maka akibatnya malah memperburuk suasana. Oleh sebab itu, jadilah wanita sejati yang pintar dalam menata hati”. (A/ESP)