Wisudawan, Rawat Tiga Komitmen!
Seperti sering saya sebut dalam beragam kesempatan, UII berkembang karena tiga faktor besar. Pertama adalah keikhlasan para pendiri. Terlalu banyak cerita yang saya baca dan saya dengar menggambarkan bagaimana para pendiri telah rampung dengan dirinya dan tidak punya pamrih personal. Para pendiri adalah para peletak nilai-nilai dasar atau fondasi ideologis.
Faktor penentu kedua adalah kontribusi dan kiriman doa tanpa henti dari banyak orang, termasuk alumni, para mitra, dan masyarakat. Kita tidak tahu, dari mulut siapa, doa akan dikabulkan Allah. Karenanya bagi UII, seribu kawan masih kurang, satu musuh terlalu banyak. Para kawan itulah yang akan senantiasa mengirim harapan dan doa untuk UII.
Ketiga, kemajuan UII juga dipengaruhi oleh ikhtiar terbaik yang dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Beragam inisiatif dan program invensi kami laksanakan untuk menjaga UII tetap pada relnya dan mengembangkannya untuk merespons perubahan lingkungan yang semakin menuntut perhatian.
Tentu, sebagai orang beriman, kita percaya, semuanya ikhtiar tersebut tidak akan membuahkan hasil tanpa rida Allah Swt.
Saya pribadi, dan UII sebagai institusi, mengucapkan selamat untuk pencapaian semua wisudawan. Menyelesaikan studi bukanlah tanpa rintangan. Tetapi dengan keteguhan dan kerja keras, semuanya dapat dilalui dengan tuntas. Ucapan selamat juga saya sampaikan kepada keluarga para wisudawan. Dukungan dan doa yang terkirim tiap hari telah menerangi dan melapangkan jalan, serta menghalau rintangan dalam studi.
Namun perlu disadari sepenuhnya, perkuliahan di perguruan tinggi, bukanlah akhir sebuah perjalanan studi. Dalam pandangan Islam, belajar adalah misi sepanjang hayat, selama nyawa masih melekat, selama nafas belum tersendat. Tidak ada garis finis dalam belajar.
Dunia nyata yang akan Saudara masuki adalah kelas belas tanpa dinding, kampus tanpa pagar, dan laboratorium hidup. Saudara dapat belajar banyak hal, yang belum sempat Saudara pelajari di kampus. Pelajaran yang Saudara dapatkan di bangku kuliah, adalah modal dasar untuk belajar lebih lanjut. Teruslah belajar.
Ke depan, bisa jadi, apa yang hari ini Saudara kuasai akan kedaluwarsa. Saudara harus terus mengasah diri. Perubahan lingkungan yang sangat cepat menuntut Saudara untuk menyesuaikan diri.
Saudara mungkin tidak asing dengan beberapa perubahan lingkungan sosial ekonomi ini berikut: gaya bekerja yang lebih fleksibel, hadirnya kelas menengah di negara berkembang, perubahan iklim. Atau, perkembangan teknologi seperti: Internet bergerak, teknologi awan, mahadata, Internet of Things, ekonomi berbagi, dan kecerdasan buatan. Semuanya itu beberapa contoh adalah pendorong perubahan. Mereka sudah hadir hari ini, dan membutuhkan respons kreatif.
Karenanya, keterampilan baru dibutuhkan. Saudara masih punya waktu untuk mengasah diri dan menajamkan kurva pembelajaran. World Economic Forum merangkum 10 keterampilan yang saat ini dan ke depan dibutuhkan.
Pertama, complex problem-solving. Saudara harus mengasah kemampuan dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan mengembangkan kapasitas untuk memecahkan masalah baru yang tidak mudah didefinisikan dan dalam lingkungan dunia nyata yang kompleks.
Kedua, critical thinking. Saudara dituntut untuk mengembangkan logika dan penalaran untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan setiap solusi, kesimpulan, atau pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah.
Ketiga, creativity. Saudara perlu mengembangkan diri untuk terbiasa menghadirkan ide-ide yang tidak biasa dan cerdas untuk beragam situasi dan mengembangkan cara kreatif untuk memecahkan masalah.
Keempat, people management. Saudara adalah pemimpin masa depan. Saudara dituntut untuk mampu memotivasi, mengembangkan, dan mengarahkan orang dalam bekerja dan mengidentifikasi orang terbaik untuk setiap pekerjaan.
Kelima, coordinating with others. Saudara juga perlu mengembangkan keterampilan sosial, mampu menyesuaikan tindakan untuk merespons orang lain. Kemampuan berkoodinasi dengan orang lain sangat diperlukan untuk mengorkestrasi perubahan.
Keenam, emotional intelligence, yaitu keterampilan dalam menyadari reaksi orang lain dan memahami mengapa mereka melakukan itu. Asahlah selalu kepekaan emosi Saudara.
Ketujuh, judgment and decision-making. Ini merupakan keterampilan sistem. Saudara harus mempunyai keterampilan menilai setiap tindakan dari sisi biaya dan manfaatnya, dan memilih yang paling sesuai. Selalu kembangkan kemampuan membuat pilihan cerdas atas beragam alternatif.
Kedelapan, service orientation, yaitu keetrampilan yang secara aktif mencari beragam cara untuk menolong orang lain. Mengembangan orientasi dalam melayani tidak selalu mudah. Apalagi untuk orang yang sudah terbiasa menuntut dan minta dilayani, atau terbiasa menikmati beragam fasilitas.
Kesembilan, negotiation. Saudara dituntut mampu menyatukan orang dan mengambil jalan tengah atas perbedaan yang ada. Kemampuan ini menjadi sangat penting ketika perbedaan dan bahkan konflik sudah terbiasa terjadi secara terbuka, termasuk di media sosial.
Kesepuluh, cognitive flexibility. Sebagai calon pemimpin, Saudara harus selalu mengembangan kemampuan untuk membuat atau menggunakan beragam aturan untuk secara kreatif mengkombinasikan atau mengelompokkan beragam hal. Fleksibilitas kognitif ini diperlukan untuk menghadirkan hasil yang paling optimal.
Singkatnya: Saudara dituntut selalu mengembangkan kemampuan diri untuk selalu adaptif dalam merespons segala bentuk perubahan.
Di atas semua keterampilan atau kemampuan itu, mohon jangan dilupakan, bahwa di UII, Saudara dikenalkan kepada tiga komitmen penting dan harus dirawat sepanjang hayat.
Pertama, komitmen keilmuan. Setiap tindakan Saudara, sudah seharusnya didasarkan pada ilmu yang dikuasai. Jadikanlah ilmu Saudara selalu menghadirkan manfaat. Namun demikian, tetaplah merasa bodoh, karena dengannya, kita akan terus tersadar untuk terus belajar. Selalu kembangkan diri dan jaga akal sehat.
Kedua, komitmen kebangsaan. Ingat selalu, bahwa UII yang menjadi bagian dari hidup Saudara, lahir bersama dengan bangsa ini. Pendiri negara ini adalah juga pembesut UII. Selalu asah kepedulian terhadap masalah masyarakat dan bangsa.
Ketiga, komitmen keislaman. Selalu amalkan ajaran dan nilai-nilai Islam di manapun Saudara berada, untuk menjaga muruah Islam. Asah sensitivitas Saudara terhadap masalah umat. Saudara yang bukan Muslim pun, tetap bisa mengimplementasikan nilai-nilai Islami dalam hidup, seperti dengan selalu jujur, gemar menolong, dan mengutamakan kepentingan orang banyak.
Tetaplah menjadi orang baik, yang keberadaannya dicari, kehadirannya dinanti, kepergiannya dirindui, kebaikannya diteladani, dan kematiannya ditangisi.
Disarikan dari sambutan rektor pada wisuda Universitas Islam Indonesia, 30 Maret 2019.