Ustadz Abdul Somad: Islam, Ilmu Pengetahuan Dalam Insan Ulil Albab
Ribuan jamaah antusias memadati setiap sudut Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia UII. Tidak hanya emperan, serambi masjid, bahkan tangga pun tidak luput dari jamaah yang berdesakan, termasuk Auditorium Kahar Mudzakkir UII. Mereka berkumpul guna menyimak nasehat penceramah kondang, Ustadz Abdul Somad yang menjadi pembicara utama pada Seminar Moderasi Islam ke-3 bertajuk “Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan” pada Sabtu (12/10) di Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia. Bersama dengan Rektor Universitas Islam Indonesia, Fathul Wahid., S.T., M.Sc., Ph.D, acara itu dipandu Dr. Nurkholis., S.Ag., S.E.Sy., M.Sh.,Ec.
Pertama-tama, Abdul Somad mengapresiasi kehadiran Rektor UII. “Banyak universitas yang telah saya kunjungi tapi baru kali ini rektor dan wakil-wakil rektornya datang.” Ujar Abdul Somad.
Tidak hanya itu, judul yang diberikan panitia juga tidak lekang dari perhatiannya. Baginya tema yang seharusnya adalah “ilmu pengetahuan dalam perspektif islam” karena Islam menyentuh seluruh aspek kehidupan. Mulai dari ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan, keamanan diatur dalam Islam.
Ilmu Pengetahuan dan Akal Manusia
UAS mengawali ceramahnya dengan mendefinisikan arti pengetahuan. Mengutip oxford dictionary, pengetahuan adalah keakraban kesadaran atau pemahaman tentang seseorang atau sesuatu sesuai dengan kenyataan. Sumber lain yakni kitab At-Ta’rifat ditulis oleh Ali Ibnu Muhammad Ibn Ali Al-Jurjani, yang diterbitkan oleh Dar al-Kitab al-‘araby Beirut yang menyebutkan bahwa ilmu adalah keyakinan yang pasti sesuai dengan fakta.
Sedangkan ilmu pengetahuan adalah upaya yang dilakukan manusia untuk mengetahui sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia.
“Pengetahuannya disebut knowledge, cara untuk mengetahuinya dengan metode yang dilakukan disebut sains” Ujar Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Untuk menggali dan memahami ilmu pengetahuan, Allah memberikan anugerah berupa akal kepada manusia. Setiap saat akal manusia mencerna dua hal. Yaitu ayat-ayak tersurat yang bersumber dari Al-Quran, hadits atau yang kita kenal ayat Kauliyah. Dari hal tersebut menghasilkan pengetahuan Aqidah, Akhlak, tafsir, dan lainnya. Kedua akal manusia juga mencerna ayat-ayat tersirat atau ayat Kauniyah. Perenungannya menghasilkan pengetahuan tentang astronomi, geologi, fisika dan lainnya.
Maka orang-orang yang mampu menangkap ilmu pengetahuan berdasarkan ayat-ayat kauniyah tersebut, hanyalah mereka yang disebutkan di dalam Al-Quran sebagai ‘Ulul Albab’ atau orang-orang yang menggunakan akalnya. Lantas seperti apa ‘Ulul Albab’ yang disebutkan dalam Al-Quran?
“Ciri Ulul Albab adalah adalah mereka yang cerdas spiritual, cerdas intelektual, dan dengan kecerdasan itu pula mereka meyakini Allah dengan mulutnya, lalu mereka berperilaku layaknya orang yang mempunyai keyakinan terhadap Allah.” Ujar Abdul Somad.
Setiap perbuatan tentu akan mendapat balasan di sisi Allah. Termasuk perbuatan akal. Kalau akal digunakan untuk mencerna ayat, hadist maka muncullah ilmu aqidah. Maka ada satu neraka di akhirat nanti yang dikhususkan bagi mereka yang tidak pernah memakai akalnya.
Adapun orang-orang yang dibebaskan dari pertanggungjawaban adalah anak kecil hingga akhir baligh, orang yang tidur hingga dia bangun, serta orang yang gila sampai di sembuh dari penyakitnya.
Islam dan Ilmu Pengetahuan
UAS juga mengingatkan pentingnya ilmu pengetahuan yang dipadukan dengan Al-Qur’an. Beliu mengisahkan bahwa suatu ketika, ia diminta untuk menyampaikan materi berkaitan dengan otak, yang nantinya akan dibersamai oleh dokter spesialis otak. “Saat itu saya diminta untuk menyampaikan ayat-ayat tentang otak. Saya diminta menyampaikan ayat-ayatnya. Sedangkan dokter menyampaikan dari segi medis.” Kisah UAS.
Dari kegiatan tersebut, beliau berhasil menemukan bahwa ternyata aktivitas wudhu khususnya pada bagian mengusap kepala sebanyak 5 kali dalam sehari ternyata menyimpan rahasia besar. Dengan mengusap rambut kepala, otak akan dibersihkan dari luar. Selanjutnya usai wudhu kita biasanya memanjatkan doa setelah wudhu, yang demikian itu adalah pembersih di dalam otak.
Sungguh suatu hal yang sangat berarti, ketika ilmu pengetahuan diintegrasikan dengan Al-Quran (Islam – red). Jika umat Islam mendalami ilmu semacam ini akan keluar dari mulutnya tidaklah yang Kau (Allah) ciptakan ini sia-sia dan yakinlah bahwa pengetahuan ini benar datang dari Allah. Akan tetapi, justru tantangan terberatnya adalah memahamkan mereka yang tidak meyakini kebenaran Islam. “Maka untuk menjelaskannya adalah dengan integrasi antara islam dan ilmu pengetahuan.” Tegas UAS.
Ia juga mengisahkan bahwa akan lahir kembali ilmuwan-ilmuwan besar Islam di masa datang, dengan syarat integrasi Islam dan ilmu pengetahuan, integrasi antara kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, serta integrasi antara Tazakkur (berdzikir) dan Tafakkur (Berfikir).
Orang-orang yang takut kepada Allah akan diberikan ilmu yang jarang diberikan kepada orang lain melalui dua cara yakni Arif (Tahu dengan ilham) ataupun dengan Alim (tahu dengan akalnya). Belajar sama halnya dengan berjihad. Kejayaan Islam akan muncul salah satunya dengan ilmu.
“Kejayaan Islam akan terulang kembali, hanya dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Secercah harapan itu datang dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.” pungkasnya.
Di lain kesempatan, Rektor UII Fathul Wahid juga menegaskan bahwa kedatangan ustadz Abdul Somad disambut baik oleh jamaah. Dan kedepan tidak menutup kemungkinan UAS akan kembali diundang berceramah di UII.
“Kami mengundang dan alhamdulillah ustadz berkenan. Materi yang disampaikan banyak memberi pencerahan, dan jamaah sangat menikmati tidak hanya secara intelektual tetapi juga terhibur. Itu artinya kombinasi yang sangat baik sekali. Dan ke depan insyaallah kami akan mengundang kembali.” Ujar Fathul Wahid. (DD/ESP)