UII Turut Sikapi Dugaan Diskriminasi Terhadap Etnis Uighur
Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dan Universitas Alma Ata (UAA) turut menyuarakan pendapat terkait Etnis Uighur Tiongkok yang saat ini telah menjadi perbincangan dunia internasional.
Kelima Perguruan Tinggi Islam di Yogyakarta ini menilai kebijakan Pemerintah Tiongkok di Xianjiang berupa Strike Hard Against Violent Terrorism Campaign dengan mendirikan political education camp, telah menyebabkan tindakan diskrimatif dan kekerasan terhadap Etnis Uighur. Pernyataan disampaikan di Kampus UII, Jl. Cik Di Tiro No.1 Yogyakarta, pada Sabtu (22/12).
Hadir dalam penyampaian pernyataan Rektor UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., Rektor UAA, Prof. Dr. Hamam Hadi, MS., Sc.D.,Sp.GK., Rektor UNISA, Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat dan Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. yang dalam pertemuan ini membacakan naskah pernyataan di hadapan awak media. Selain itu, dari UII juga tampak hadir Direktur Pusham, Eko Riyadi, S.H., M.H. serta para Wakil Rektor.
Poin pertama dalam pernyataan, mendesak organ Perserikatan Bangsa Bangsa, khususnya Dewan Hak Asasi Manusia, untuk menggunakan mekanisme Prosedur Khusus dengan menunjuk Ahli Independen untuk melakukan penelitian dan investigasi (jika diperlukan), untuk mengumpulkan semua informasi terkait dugaan diskriminasi dan kekerasan sistematik yang dilakukan oleh Pemerintah Tiongkok terhadap Etnis Uighur.
Kedua, mendesak Komite Penghapusan Diskriminasi Rasial melanjutkan rekomendasinya dengan tindakan efektif berupa Upaya Peringatan Dini dan Respon Darurat dengan mengirimkan Tim Ad Hoc untuk melalukan penelitian dan investigasi terkait dugaan diskriminasi dan kekerasan sistematik yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok terhadap Etnis Uighur.
Ketiga, mendorong pemerintah Indonesia, melalui Menteri Luar Negeri untuk mengirimkan nota klarifikasi atas berbagai laporan yang berkembang terkait dugaan terjadinya diskriminasi terhadap Etnis Uighur sekaligus mengirimkan pesan perhatian publik Indonesia terkait situasi Etnis Uighur.
Pernyataan berikutnya, mengajak semua masyarakat Indonesia secara bersama-sama menunjukkan solidaritas dengan mengumpulkan sumber daya dalam bentuk apapun untuk membantu meringankan beban Etnis Uighur, terutama yang berada di pengungsian. Terakhir, mengajak semua masyarakat Indonesia untuk merespon masalah ini dengan kritis, dengan tetap mengedepankan semangat penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.