UII Kembangkan Desa Wisata Benowo Lewat KKN PPM Daring
Memasuki new normal, sejumlah obyek wisata di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah telah dibuka kembali mulai Sabtu, 13 Juni 2020. Pada awal pembukaan ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) menerapkan pembatasan-pembatasan sesuai protokol kesehatan. Beberapa sarana prasarana penunjang berupa thermogun, tempat cuci tangan, serta APD standar telah dipersiapkan. Protokol kesehatan ini juga diterapkan pada obyek wisata yang dikelola mandiri oleh desa atau komunitas dan obyek wisata yang merupakan fasilitas publik.
Sebagai contoh obyek wisata di Desa Benowo, Kecamatan Bener yang berbasis wisata alam. Berjarak 26 km dari kota Kabupaten Purworejo, desa ini memiliki berbagai panorama alam, seperti Gunung Kunir, air terjun, hutan pinus, wisata edukasi, serta spot sunrise dan sunset yang fantastis dan mempesona.
Melihat potensi wisata yang menarik ini, Universitas Islam Indonesia (KKN PPM UII) pada bulan Juli-Agustus 2020 berkomitmen mengembangkan desa wisata itu lewat program KKN PPM secara daring. Hal ini menyesuaikan dengan situasi pandemi. Sebelum pandemi, mahasiswa peserta KKN PPM diwajibkan menginap di lokasi selama 1 bulan.
Dr. Unggul Priyadi, M.Si selaku ketua pelaksana KKN PPM di Desa Benowo mengatakan mahasiswa KKN diberikan tugas yang dikomunikasikan dan dikoordinasikan terlebih dahulu oleh pusat KKN DPPM UII bersama Pemerintah Desa Benowo. Hal ini bertujuan agar luaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan masyarakat tentang pengembangan Desa Wisata Benowo.
Ia mengerjakannya bersama dua dosen pendamping dari prodi ekonomi Islam Junaidi Safitri, MEI dan dari prodi Arsitektur Dyah Hendrawati, ST, MT. Sebanyak 30 mahasiswa yang terlibat dibagi dalam tiga kelompok.
Unggul Priyadi menyebut berbagai program unggulan seperti pengadaan protokoler kesehatan, pembuatan media pemasaran, pembuatan video iklan, pembuatan masterplan pengembangan desa wisata, pembaharuan profil desa wisata, pembuatan kemasan produk makanan, dan tata kelola keuangan dan kelembagaan.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa KKN PPM daring tidak mengurangi manfaat yang dihasilkan. Mahasiswa tetap diwajibkan melaporkan hasil KKN PPM secara periodik kepada dosen pendamping dan pemerintah desa secara online. Semua ini bertujuan agar hasil yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi pengembangan Desa Wisata Benowo.