UII Terima Kunjungan MA Khusnul Khotimah Kuningan
Sebanyak 70 siswi dari Madrasah Aliyah (MA) Khusnul Khotimah Kuningan mengunjungi Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) dalam rangka menggali informasi tempat perkuliahan setelah lulus nanti. Rombongan dari MA Khusnul Khotimah Kuningan diterima di Ruang Sidang Gedung Wahid Hasyim FIAI UII, pada Selasa (10/4).
Mohamad Mizan Habibi selaku Marketing Communication FIAI UII menyampaikan informasi mengenai profil, prestasi, Program Studi yang ada di lingkungan UII. Selain itu juga disampaikan inforamasi tentang beasiswa dan hal-hal lain yang ada UII.
Mizan menuturkan UII merupakan universitas nasional pertama di Indonesia yang didirikan oleh pendiri bangsa seperti Dr. Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Mr. Mohamad Roem, KH. Wahid Hasyim, dan Prof. KH. Abdul Kahar Muzakkir yang mempunyai visi sebagai rahmatan lil ‘alamin. Dalam kunjungan ini para siswi MA Khusnul Khotimah antusias dengan aktif bertanya untuk mengetahui lebih banyak hal-hal yang terdapat di UII.
Hilda Zulvia selaku guru di MA Khusnul Khotimah mengaku memilih UII sebagai universitas tempat kunjungan karena UII merupakan kampus pertama di Indonesia dan untuk acuan para siswi yang mengambil jurusan keagamaan. “Kunjungan ini sebagai acuan bagi jurusan keagamaan para santri. Karna kalau tidak kuliah di Timur Tengah, mereka lebih memilih kampus Islam contohnya UII ini,” ungkapnya.
Hilda mengaku telah mendapatkan banyak manfaat setelah melakukan kunjungan ini seperti memperoleh informasi beasiswa hafidz Al Qur’an yang ditawarkan oleh UII. MA Khusnul Khotimah sendiri mempunyai program tahfidz sehingga para siswi mempunyai peluang untuk mendapatkan beasiswa hafidz yang ditawarkan oleh UII. “Dari program tahfidz yang ada di MA Khusnul Khotimah, mungkin lebih banyak santri akan ikut tes kesini karna ada program seperti itu,” tuturnya.
Di akhir pertemuan, Mizan mengungkapkan dengan penerimaan kunjungan dari SMA ini diharapkan dapat memperbesar animo pendaftar calon mahasiswa untuk melanjutkan studi di UII. “Diharapkan FIAI bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat Indonesia, tidak hanya masyarakat Jogja saja ataupun beberapa kawasan saja,” ujarnya. (AR/RS)