UII Tambah Guru Besar Bidang Ilmu Kimia
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII), Drs. Allwar, M.S.c., Ph.D. berhasil meraih jabatan akademik tertinggi yakni Guru Besar Bidang Ilmu Kimia. Raihan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 74072/MPK.A/KP.07.01/2022. Dengan raihan ini, Prof. Allwar menjadi Guru Besar ke-3 di Jurusan Kimia UII, ke-6 di FMIPA, dan ke-29 di UII.
Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Akademik dibacakan langsung oleh Penyelia Sumber Daya Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V D.I. Yogyakarta, Rahman Hakim, S.E., pada Kamis (19/01) di Gedung Kuliah Umum Prof. dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Momen bahagia ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube UII.
Dalam sambutannya, Prof. Fathul Wahid bersyukur atas raihan jabatan profesor yang diperoleh Allwar. Sejak 2018, UII telah menambah sebanyak 15 profesor serta ada 11 usulan jabatan akademik dari Majlis Guru Besar UII dan Senat UII. Selain itu, UII masih mempunyai 248 Doktor dan sebanyak 66 orang diantaranya sudah menduduki jabatan akademik tertinggi lektor kepala.
Ia kemudian mengajak hadirin untuk sejenak merefleksikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian pesat. Ia mengatakan, perkembangan peradaban tidak selalu membahagiakan. Ada dialektika sisi baik dan di saat yang sama terdapat sisi jahat.
“Kesadaran yang terkesan sederhana ini perlu dilantangkan, karena sensitivitas setiap ilmuwan atau intelektual tidak selalu sama, ada yang sangat saklek di kutub yang satu, ada juga yang sangat permisif di kutub yang lain,” ungkap Rektor UII.
Ia berpendapat, bahwa sensitivitas terkait dialektika harus dibahas, salah satunya untuk meningkatkan tingkat paparan. Tingkat paparan yang diperoleh dari banyaknya bacaan topik tertentu serta sering berdiskusi dan refleksi akan meningkatkan sensitivitas di segala dimensi.
“Ada sisi-sisi positif dan negatif di setiap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, inilah indahnya dunia akademik, kita bisa saling beradu argumentasi,” ujarnya lagi.
Pesan senada juga disampaikan oleh Drs. Suwarsono Muhammad, M.A., selaku Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII. “Mengenang dan mengglorifikasi masa lalu itu perlu tapi jangan lupa melihat masa depan,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Kepala LLDikti Wilayah V DIY Prof. drh. Aris Junaidi Ph. D. mengatakan bahwa SK kenaikan jabatan tertinggi akademik ini merupakan serah terima SK pertama di tahun 2023. “Kami sangat mengapresiasi UII, LLDikti Wilayah V tahun 2022 sudah mengeluarkan 10 SK Guru besar dan alhamdulillah UII 6 dari 10. Jadi ini sangat luar biasa,” tuturnya. Pihaknya berharap gelar ini mampu memberikan semangat inspirasi baru dalam melahirkan karya-karya inovasi, opini, dan lulusan yang berkualitas tinggi.
Terakhir, Direktur Sumber Daya Manusia/Sekolah Kepemimpinan UII, Ike Agustina, S.Psi., M.Psi., Psi. dalam rilis tertulisnya mengatakan raihan jabatan akademik tertinggi Prof. Allwar, tentunya memberikan dampak positif bagi UII serta Jurusan Kimia sendiri. Keberhasilannya ini, diharapkan mampu memberikan daya dorong bagi 8 dosen lain di UII yang sedang mengikuti program percepatan profesor yang usulannya telah diproses baik di fakultas/universitas/LLDikti.
Terhitung dalam lima tahun terakhir, Prof. Allwar aktif melakukan berbagai penelitian dengan pendanaan yang bersumber baik dari internal UII (Jurusan/Fakultas/Universitas) maupun pendanaan dari eksternal (Ristek DIKTI).
Beberapa judul penelitian yang mendapatkan dana eksternal antara lain, “Teknologi Nanomaterial Ag2o-Cuo/Biochar untuk Pengolahan Limbah Cair Obat-Obatan” yang memperoleh hibah Penelitian Dasar Kompetitif Nasional (PDKN) dari Kemendikbud Ristek dan penelitian berjudul “Proses Hydrocracking Minyak Sawit Menjadi Fraksi Bensin Menggunakan Bimetalik Katalis Terimobilisasi Karbon Aktif Limbah Tempurung Kelapa Sawit” yang merupakan hibah dari PDUPT/Kemdikbud Ristek. Tidak hanya itu, ia juga memiliki karya ilmiah yang telah berhasil dipublikasikan dalam beberapa jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. (LMF/ESP)