UII Syukuri Anugerah Gelar Pahlawan Nasional K.H. Ahmad Sanusi
Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII mensyukuri penganugerahan gelar pahlawan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada ulama sekaligus cendekiawan, K.H. Ahmad Sanusi. Penganugerahan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 96 TK Tahun 2022 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, yang ditetapkan di Jakarta 3 November 2022. Cucu K.H. Ahmad Sanusi, Dra. Hj. Neni Fauzia mewakili keluarga untuk menerima penganugerahan gelar secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Senin (07/11/2022).
Kedekatan hubungan antara UII dan K.H. Ahmad Sanusi dapat ditelusuri dari sejarah pendirian kampus tertua nasional ini. Pada masa perjuangan kemerdekaan, ajengan kharismatik asal Sukabumi itu dikenal punya perhatian besar terhadap pendidikan anak bangsa. Perhatiannya terhadap pendidikan salah satunya nampak dalam kiprahnya sebagai pendiri Persatuan Ummat Islam (PUI) bersama K.H. Abdul Halim dan Mr. R. Syamsuddin pada tahun 1917.
Organisasi inilah yang menjadi salah satu penyokong penting pendirian Sekolah Tinggi Islam (STI) yang merupakan cikal bakal UII pada 8 Juli 1945 di Jakarta bersama tokoh Islam serta tokoh nasionalis bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sangat relevan jika UII akan selalu mengenang jasa dan sumbangsih serta merawat suri tauladan K.H. Ahmad Sanusi dalam pendidikan anak bangsa.
Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. menyampaikan, “Banyak keteladanan yang bisa kita tiru dari Ajengan Sanusi. Beliau adalah manusia yang pemikirannya melampaui zamannya. Memikirkan pendidikan anak bangsa di situasi ketika semuanya masih terbatas merupakan tindakan brilian yang sensitif dengan masa depan”.
Prof. Fathul Wahid juga menambahkan kepiawaian K.H. Ahmad Sanusi dalam merangkul elemen lain guna mewujudkan cita-cita bersama, “Beliau mempunyai mimpi besar menyatukan banyak elemen bangsa. Perbedaan dikesampingkan, dan persamaanlah yang dikedepankan”. Rektor UII ingin kedua semangat yang diteladankan oleh K.H. Ahmad Sanusi tersebut harus diwarisi, terus dirawat, dan dilantangkan. (ESP/RS)