UII Raih Gold Winner Pada Entrepreneurial Campus Award 2021
Universitas Islam Indonesia (UII) meraih penghargaan Gold Winner Kategori Kampus Akademis pada ajang Entrepreneurial Campus Award 2021 yang diadakan MarkPlus, Inc. Penghargaan bergengsi itu diberikan kepada perguruan tinggi akademis dan vokasi yang berhasil memenuhi kriteria penilaian yang ditetapkan penyelenggara, yaitu pemacu kreativitas, inovasi, entrepreneurship, dan leadership di kalangan perguruan tinggi selama kurun waktu tahun 2020.
UII mendapatkan apresiasi atas terobosan dan kreativitas strategi pemasaran universitas yang dilakukan untuk beradaptasi dalam situasi pandemi. Penyerahan penghargaan kepada Rektor UII berlangsung secara virtual pada Kamis (10/6) yang bersamaan dengan penyelenggaraan kegiatan Jakarta Marketing Week 2021.
Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D, menyampaikan penghargaan ini merupakan buah kinerja kolektif UII yang sejak 2018 membentuk Direktorat Pemasaran sebagai unit khusus untuk menangani pemasaran layaknya di sektor bisnis. Direktorat ini bertugas merumuskan dan mengimplementasikan ide pemasaran dengan melibatkan tim-tim lintas fakultas.
Inovasi dalam sektor pemasaran juga terus dihadirkan sebagai bentuk adaptasi pandemi COVID-19 di Indonesia. Prof. Fathul menyebutnya dengan konsep UII Digital Engagement Marketing (UII DEM). Konsep itu kemudian diturunkan ke dalam beberapa strategi.
“Salah satunya adalah pembuatan peta titik sentuh digital terpadu yang menyasar calon mahasiswa, mahasiswa aktif, alumni serta publik secara luas dan mendefinisikan titik sentuh digital untuk setiap sasaran”, jelasnya.
Ia juga membeberkan bahwa UII selalu berupaya menyajikan konten media sosial yang mengedukasi sembari menghindari konten yang bisa menyesatkan maupun menghadirkan tafsiran yang kurang tepat. Hal ini kemudian membuat konten UII senantiasa memantik perbincangan warganet dan menjadi bahan berita yang dimuat di berbagai media nasional.
UII juga mengedepankan konten media sosial yang santun tanpa merendahkan pihak yang sering dianggap sebagai kompetitor seperti universitas dan perguruan tinggi lain. Sebab UII selalu menganggap perguruan tinggi lain sebagai mitra. “Karena kami percaya jika ingin pergi jauh membangun peradaban Indonesia baru harus jalan berdampingan bersama-sama.” imbuhnya.
Senada Direktur Direktorat Pemasaran UII, Sigit Pamungkas, S.E., M.Com mengatakan UII DEM merupakan respon inovatif UII atas berubahnya proses bisnis pemasaran karena pandemi. Kegiatan pemasaran yang bersifat luring tidak lagi dapat diadakan sehingga harus lincah beralih ke kanal digital.
“Kita memobilisasi dan mengoptimalkan semua titik sentuh digital serta mengarahkan pemasaran melalui optimalisasi interaksi daring dengan calon mahasiswa, warga UII, maupun masyarakat luas”, ungkap Sigit Pamungkas.
Ia memerinci optimasi konten-konten digital seperti Instagram, YouTube, maupun advertorial terus dilakukan untuk menjaga agar percakapan aktif tentang UII terus ada di ranah digital.
“Tidak hanya calon mahasiswa, namun justru interaksi digital ini lebih besar porsinya menyasar mahasiswa aktif UII karena mereka adalah brand ambassador dan brand advocator UII yang berperan penting untuk mengamplifikasi pesan-pesan positif tentang UII, khususnya pada situasi pandemi”, jelasnya.
Menjadi Pemenang di Era Pemulihan
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., turut menekankan pentingnya adaptasi dalam menghadapi kompleksitas masalah akibat pandemi. Menurutnya, kemampuan adaptasi yang tinggi akan menentukan peluang di balik segala hambatan dan tantangan yang terjadi selama pandemi.
Ia juga mendorong perguruan tinggi untuk mampu mempersiapkan mahasiswa yang unggul dan kreatif sehingga mampu belajar melalui ruang sinergi berbagai stakeholder pada sektor pendidikan dan industri.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., mengatakan pihaknya berupaya melakukan transformasi pendidikan vokasi melalui proses link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri.
“Transformasi pendidikan vokasi terbentur dengan tantangan link and match antara dua sektor tersebut.” Ujarnya. Untuk itu, pola pendidikan vokasi perlu berubah agar mampu memenuhi kebutuhan industri melalui program untuk mengaitkan kurikulum, konsep pembelajaran dan konsep merdeka belajar yang lebih holistik.
Sementara itu, Founder & Chairman MarkPlus Inc, Hermawan Kartajaya yang saat ini tengah membantu Dirjen DIKTI menyampaikan ia beserta jajarannya tengah dihadapkan pada amanah untuk menyebarkan agar ada semangat entrepreneur di kampus-kampus yang akan bermanfaat bagi mahasiswa dan perguruan tinggi. (AP/ESP)