UII Menjadi Penyelenggara Annual Meeting APBISDI 2024
Program Studi Bisnis Digital Sarjana Terapan Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar annual meeting Asosiasi Profesi dan Pendidikan Bisnis Digital (APBISDI) 2024 dengan mengangkat tema “Developing Small Medium Enterprises (SMEs) Community Through Digital Business” pada Kamis (1/8) di Gedung Sardjito Kampus terpadu UII.
Hadir dalam kegiatan ini Dr. Merry Citra Sondari, S.E., M.Si selaku Ketua Umum APBISDI, Arief Darmawan, S.E., M.M selaku Ketua Program Studi Bisnis Digital Sarjana Terapan UII, Prof. Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D selaku Dekan Fakultas Bisnis dan Eknomika, serta perwakilan beberapa program studi bisnis digital di Indonesia. Kegiatan ini menghadirkan narasumber CEO Semesta Networking INC, Mukhammad Hafidullah, SH., M.A. dan Rektor UII, Fathul Wahid.
Arief Darmawan dalam sambutannya mengatakan bahwa perkembangan teknologi digital yang begitu pesat membuka peluang yang besar di bidang bisnis. Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dituntut untuk selalu beradaptasi dengan perubahan yang ada.
“Prodi bisnis digital punya peran yang sangat strategis mampu mencetak sumber daya manusia yang tidak hanya paham teknologi tetapi juga mampu mengintegrasikan dengan praktik bisnis sehingga mampu menciptakan nilai tambah untuk masyarakat. Harapannya melalui kolaborasi dan sinergi dari berbagai institusi dalam annual meeting ini kita bisa menemukan solusi yang inovatif yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kurikulum sesuai kebutuhan industri,” Arief Darmawan.
Merry Citra Sondari dalam sambutannya menjelaskan didirikannya APBISDI untuk merespon teman-teman program bisnis digital agar lebih terarah terutama dalam pengembangan keanggotaan institusi dan kedepannya diharapkan mampu mengembangkan kurikulum.
“Saat mendirikan APBISDI kita sudah tetapkan tujuan-tujuannya baik itu secara individu kita fokus mengembangkan kemampuan para anggota dan mengembangkan institusinya. Selain itu, tujuan berikutnya yaitu bagaimana sesama anggota bisa berkolaborasi dan menghubungkan keanggotaannya dengan industri atau pemangku kepentingan lain di bisnis digital,” ungkap Merry
Merry Citra Sondari menyampaikan bahwa APBISDI kedepannya akan meningkatkan riset-riset terkait bisnis digital yang membuktikan bahwa prodi bisnis digital ini bukan hanya mengikuti tren saja dan menghasilkan anggota-anggota yang kompeten.
“Kita ini program studi yang dituntut dan diberi harapan yang sangat tinggi. Setelah berinteraksi dari beberapa mitra industri mereka berharap lulusan-lulusan bisnis digital dapat bergabung ke industrinya karena selama ini belum ada secara khusus lulusan perguruan tinggi mengurusi bisnis digital. Mudah-mudahan kita dapat memberikan dampak dari pendidikan, lulusan yang memang dibutuhkan, dan membantu pembangunan nasional di era revolusi industry 4.0 ini,” harap Merry Citra Sondari.
Sementara itu, Prof. Johan Arifin dalam sambutannya mengungkapkan bahwa prodi bisnis digital ini penting untuk mengawal kegiatan bisnis UMKM. “Saya yakin asosiasi ini akan cemerlang, karena ke depan digitalisasi tidak dapat dihindari, terbukti kita membuka prodi ini animonya banyak sekali jadi sangat berprospek. Saya contohkan pada UMKM, masih banyak UMKM yang dalam kegiatan usahanya masih sering rugi karena belum maksimal dalam pemanfaatan teknologi. Sehingga, pengetahuan tentang teknologi digital itu sangat penting sekali terutama untuk UMKM agar kualitas bisnis UMKM makin meningkat,”
Rektor UII, Fathul Wahid dalam pidato kuncinya menjelaskan dengan adanya teknologi digital ini terjadi pergeseran praktik bisnis UMKM yang mana dalam risetnya tahun 2019 lebih dari 90% UMKM tidak menggunakan computer maupun internet, tetapi tahun 2023 sebagian besar UMKM sudah berbasis daring dan menggunakan aplikasi dalam menjual produk-produknya.
“Berdasarkan riset dari INDEF (2024) terhadap 254 UMKM, alasan digitalisasi bisnis meliputi praktis yang mana bisa dijalankan dimana saja menempati posisi pertama, digitalisasi bisnis dapat menjangkau pasar lebih luas, potensi pertumbuhan bisnis yang lebih cepat, promosi menjadi lebih efektif, biaya operasional lebih rendah, dukungan layanan konsumen yang lebih, dan adanya platform yang mendukung.
Fathul Wahid juga menambahkan dengan banyaknya aplikasi atau platform digital ini berdampak positif pada bisnis UMKM yaitu mampu memperkuat hubungan/loyalitas konsumen, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan kecepatan transaksi, menurunkan biaya pemasaran, mempermudah proses pemasaran, dan meningkatkan jumlah konsumen, serta penjualan.
“Walaupun digitalisasi menawarkan banyak peluang dan dampak positif, tantangan akan tetap ada seperti keterampilan teknis kurang memadai, keterbatasan finansial, akses internet terbatas, kurangnya bantuan teknis, ketidaknyamana dengan metode baru, dan perlindungan data yang kurang aman,” jelasnya
Selanjutnya, M. Hafidullah dalam pemaparan materinya menjelaskan bahwa UMKM di Indonesia yang bervariasi tetapi tata kelola UMKM dikelola oleh banyak instansi kementerian dengan versinya masing-masing sehingga banyak aturan dan tata kelola yang tumpang tindih
“UMKM saat in menghadapi 3 hal yaitu hyper connectivity dalam bentuk cepatnya persebaran informasi dan beragam bentuk pertukaran informasi yang sebelumnya tidak terbayangkan. Kedua yaitu new technology dalam bentuk teknologi-teknologi baru yang bervariasi dan perlu penguasaan lebih lanjut. Ketiga yaitu smart machine dalam bentuk alat-alat produksi yang canggih dan efektif,” pungkas CEO Semesta Networking INC.
Dari pemaparan 3 hal itu, Hafidullah menyimpulkan menjadi 2 hal besar yaitu transformasi yang memberikan dampak langsung terhadap business landscape dan disrupsi memberikan pengaruh ke business model. Ia mengambil contoh UMKM di Jogja yang sudah cukup melek digital tetapi tidak menghilangkan masalah utamanya yaitu tetap tidak tertarik mengerjakannya sendiri sehingga banyak bermunculan agency digital marketing untuk membantu dalam memetakan business landscape dan business model-nya.
Kegiatan dilanjutkan dengan rapat pleno yang membahas tentang prospek masa depan prodi bisnis digital dalam mencetak lulusan yang berkompeten, skema riset, dan keanggotaan APBISDI. (AHR/RS)