UII Layaknya Rumah Penuh Cahaya di Ramadhan 1446 Hijriah

Tempat ibadah adalah fasilitas termahal yang dapat dirasakan setiap insan apabila sedang bepergian ke negara dengan jumlah muslim yang minoritas. Demikian yang disampaikan oleh Herman Felani, S.S., M.A. dalam acara Spesial Senja di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, Universitas Islam Indonesia (UII) pada Selasa (04/03) dengan tema Momentum Ramadhan di UII Layaknya Cahaya yang diadakan oleh Safari Iman Ramadhan (SAFIR) UII.

Saat memaparkan materi, Herman mengfilosofikan makna cahaya. Baginya, cahaya memiliki sifat terang, menerangi, dan lebih cepat dari suara, sehingga dimaknai sebagai simbol yang tidak pernah redup. Jika dikaitkan dengan bulan Ramadhan, maka cahaya itu difilosofikan sebagai tempat yang tidak pernah sepi, yakni masjid, khususnya Masjid Ulil Albab UII.

Ia menerangkan bagaimana Masjid Ulil Albab dapat berperan sebagai rumah yang bercahaya. “Nah, teman-teman lihatlah di Ulil Albab, kalau kita bilang cahaya itu tidak pernah redup di masjid kita, di Ulil Albab mulai dari bangun pagi sampai kalian tidur lagi, ada rumah kalian yang menyediakan semuanya. Jadi kalian ga usah ngerasa sepi dari rumah, karena rumah kalian tetap ada, manifestasinya di Masjid Ulil Albab kita, dia betul-betul akan menjadikan cahaya buat teman-teman semua. Satu, lampunya tidak pernah dimatikan. Kedua, teman-teman bisa ke kamar mandi kapanpun seperti di rumah. Disediakan makan, ada sahur bersama, kemudian ada buka puasa bersama,” ungkapnya.

Dalam penyampaiannya pula, Herman menceritakan pengalamannya ketika berada di India. Di mana ia memahami bahwa nikmat fasilitas paling mahal berupa tempat ibadah. “Nikmat fasilitas yang paling mahal yaitu tempat ibadah, dan akan dirasakan ketika teman-teman di luar negeri,” ujarnya.

Sehubungan dengan pernyataan itu, Herman ingin menegaskan untuk memaksimal momentum Ramadhan dengan perilaku gemar ke masjid. Ia juga menambahkan bahwa banyak sekali program Ramadhan yang diadakan SAFIR UII seperti Tarawih Malam Ramadhan (Tamaram), Fokus Ilmu dan Tarawih (Fitrah), Pasar Ramadhan, UII Menghafal, dan Semarak I’tikaf.

“Kita mau program Ramadhan di kita itu inklusif, ke semua pihak. Momentum Ramadhan di UII ini ada vibes-nya, ada opening-nya, lalu malam ramadhan gak ada sepi dari agenda. Misalnya Tamaram dan Fitrah. Jadi kultum di Ulil tu beda, pengen memadukan unsur keilmuannya. Yang menarik lagi, kesempatan ini dibuka seluas-luasnya,” tutupnya. (DA/AHR/RS)