UII Kawal Pertumbuhan Startup Hingga Lepas Landas
Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Pengembangan dan Pembinaan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh (DPPK/ST) fokus mengawal pertumbuhan startup binaan di lingkungan universitas. Hal tersebut sebagai tergambar dalam Press Conference Pengembangan Ekosistem Inovasi dan Teknologi melalui Program CPPBT di Gedung Simpul Tumbuh, kampus terpadu UII pada Kamis (23/06).
Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. selaku Direktur DPPK/ST menyampaikan bahwa tantangan besar dari pengembangan startup adalah pada tahap pra komersialisasi saat dihadapkan pada Valley of Death (lembah kematian) dan saat perusahaan rintisan mulai berjalan dihadapkan pada risiko Startup Bubble.
Ia melanjutkan mengenai tantangan Valley of Death tersebut muncul saat dukungan pemerintah dan universitas diturunkan karena inovasi dianggap telah matang dan siap dihilirisasi. Namun di sisi lain investor belum tertarik dengan karya inovasi karena dianggap belum sangat siap untuk komersialisasi. “Sehingga kita komitmen dari tahap ide sampai komersialisasi kita selalu mendampingi,” lanjutnya.
Startup Bubble ditandai dengan PHK atau tutupnya startup yang muncul ketika dukungan pendanaan mulai berkurang di mana investor harus memilih hanya pada startup yang paling unggul dan paling menjanjikan profit. “Profit bukan tujuan utama, melainkan harus memiliki dampak yang besar,” tuturnya.
Menurutnya untuk menghindari kedua risiko tersebut, seleksi gagasan bisnis oleh lembaga inkubator pada tahap awal menjadi sangat penting. UII fokus untuk mendorong gagasan yang menghasilkan pain reliever (pereda rasa sakit) pada tingkatan ekstrem. “Jadi inovasi kita itu bisa menyelesaikan persoalan orang lain bukan menyenangkan diri kita,” ujarnya.
Ketujuh startup UII binaannya pada Tahun 2021 berhasil menerima hibah senilai Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) dari Kemendikbud Ristek/BRIN senilai Rp 1.750.000.000. Tujuh tenant IBISMA UII yang mendapat pendanaan yakni Usy-Box Urinalysis Rapid Test Service, Idemes 2.0, ITMS 1.0, Netraku, Next Optima, Ranger Px-Ii, dan Zakea Indonesia.
Dalam menaikkan level pembinaan kewirausahaan pada tingkat global, UII juga mendapat dukungan dari Uni Eropa melalui konsorsium Erasmus + ANGEL (ASEAN Network for Green Entrepreneurshipp & Leadership) bersama 16 perguruan tinggi dan lembaga inovasi Eropa dan ASEAN. Konsorsium ini mendorong sivitas akademika untuk memimpin pengembangan bisnis yang menghasilkan dampak besar pada solusi masalah lingkungan dan sosial kemasyarakatan.
Langkah Mengawal Pertumbuhan Startup
Sementara itu, Amarria Dila Sari, S.T., M.Sc. selaku Kepala IBISMA UII menambahkan bahwa selama empat tahun terakhir IBISMA sudah menginkubasi sekitar 150 tenant dengan total pendanaan 6,5 Miliar. “Kolaborasi yang ada itu tidak hanya dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri dan berbagai negara termasuk Erasmus ANGEL dan Erasmus GITA,” tambahnya.
Erasmus ANGEL merupakan salah satu dari lima proyek Erasmus yang dijalankan UII dalam lima tahun terakhir dan berfokus pada Green Entrepreneurship. Bagi UII program Erasmus ini merupakan salah satu strategi untuk pengembangan jaringan internasional sekaligus domestik.
Terdapat lima negara ASEAN yang terlibat dalam Erasmus ANGEL, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos, serta 2 negara dari Eropa (Greece dan Cyprus) dan 16 perguruan tinggi yang bergabung dalam project tersebut.
IBISMA juga berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM DIY untuk menginkubasi sekitar 100 UMKM. IBISMA pun rutin membuka expo hasil produk inovasi dan kewirausahaan serta open pitching dan talk show entrepreneurship pada acara Growth Festival 2022. Event Growth Festival ini akan diadakan pada tanggal 13 dan 14 Juli 2022 mendatang secara langsung di Auditorium Kahar Muzakir UII. (MD/ESP)