UII Gelar 3 International Conference Bahas Isu Aktual
Fakultas Teknologi Industri UII berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi UII di bawah naungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UII mengadakan UIC (UII International Conference) pada Rabu (23/10) di Royal Ambarukmo Hotel Yogyakarta. Conference ini mengusung tema Industry 4.0 dan merupakan gabungan antara 3 konferensi berbeda.
Konferensi pertama yakni ICET4SD (International Conference on Engineering Technology for Sustainable Development) yang merupakan event 2 tahunan dan menghadirkan 4 keynote speakers yaitu Assoc. Prof. Tomohiko Igasaki dari Kumamoto University, Jepang, Prof. Pedro Miguel Ferreira Martins Arezes dari University of Minho Portugal, Prof. Wisnu Jatmiko dari UII, dan Prof. Dato’ Dr. Abu Abdullah dari Universiti Teknikal Malaysia Melaka.
Sedangkan konferensi ke dua yakni IBITeC (International Biomedical Instrumentation and Technology Conference) yang pertama diselenggarakan oleh Prodi Teknik Elektro UII. Tiga keynote speakers yang dihadirkan yakni Prof. Udantha Abeyratne dari Queensland University, Australia, Assoc. Prof. Tomohiko Igasaki dari Kumamoto University, Japan, dan Assoc. Prof. Norlaili binti Mat Safri dari Universiti Teknologi Malaysia.
Konferensi terakhir yakni 3rd UII-iCabe (UII International Conference on Accounting, Business and Economics) dengan 4 keynote speakers seperti Prof. Phil Hancock dari University of Western Australia, Prof. Abdul Ghafar Ismail dari Kolej Pengajian Islam Johor, Prof. Hadri Kusuma dari UII, dan Dr. Halim Alamsyah dari Lembaga Penjaminan Simpanan.
Disampaikan Direktur DPPM UII, Dr.Eng. Hendra Setiawan, S.T., M.T bahwa UIC merupakan pilot project yang diharapkan menjadi event besar seminar ilmiah berskala internasional.
“Seluruh makalah ilmiah yang masuk akan dipublikasikan pada berbagai publisher ternama yang telah terindeks oleh jurnal seperti Scopus, Clarivate Analytics, IEEE dan jurnal baik nasional maupun internasional yang telah melakukan perjanjian partnership dengan masing-masing seminar internasional”, imbuhnya.
Setidaknya terdapat 200 makalah yang masuk dari berbagai negara seperti Jepang, Portugal, Sri Lanka, Cina, Irak, Malaysia, Thailand dan juga Indonesia. Makalah ini kemudian ditinjau secara objektif oleh reviewer dari beberapa negara. Untuk Acceptance Rate ICET4SD ke-3 dan IBITeC pertama ini adalah sekitar 70% dan 60%. makalah yang diterima dan disajikan ICET4SD akan diterbitkan dalam seri Prosiding IOP, dan makalah yang terpilih akan diteruskan untuk diterbitkan dalam jurnal terpilih (JMES(Q2) dan JAMT (Q3)) sedangkan untuk IBITeC akan dipublikasikan secara online.
UII ICABE akan memilih 120 makalah terbaik untuk dipublikasikan di jurnal bereputasi. Semua skema publikasi akan dikirimkan ke basis data indeks internasional utama demi memastikan artikel/makalah memiliki visibilitas yang baik secara internasional.
Topik Menarik Konferensi
Pembicara, Norlaili dari UTM menjelaskan mengenai I-Stress apps yang sedang dikembangkannya. I-Stress apps adalah alat yang dapat membantu masyarakat dalam mendeteksi CVD (Cardiovascular Disease). CVD merupakan penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.
“Masyarakat yang mengalami CVD sudah harus mendapatkan pertolongan secepatnya di rumah sakit. Aplikasi ini dapat mendeteksi dan menyarankan kita kapan kita harus pergi ke rumah sakit tanpa harus menunggu kondisi gawat darurat”, jelasnya.
Cara kerjanya adalah pengguna memasukkan data seperti berat badan, umur, jenis kelamin, dan heart rate yang membutuhkan GPS, Stopwatch dan menggunakan smartphone PPG (photoplethysmorgram) untuk menghitung kecepatan nadi. Setelah itu akan muncul output yang akan menggambarkan apakah kondisi kita masih dalam keadaan sehat, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter dan benar-benar harus mengunjungi dokter.
Sementara itu, pembicara lainnya Prof. Hadri Kusuma menjelaskan fungsi IT Governance untuk membantu pemimpin perusahaan dalam tanggung jawab mereka memastikan tujuan IT tersebut sudah sesuai dengan bisnis mereka, dapat memberikan nilai, dan dapat menghitung performa serta risiko.
Di sisi lainnya, pembicara Abu Abdullah mengatakan bahwa ada beberapa trends di bidang manufacturing di antaranya ada automated manufacturing system, computer integrated manufacturing, agile manufacturing, E-Manufacturing, digital manufacturing, Intelligent manufacturing dan smart manufacturing. Ia juga menjelaskan ada beberapa kualifikasi dan kemampuan yang penting untuk dimiliki di era ini.
Pengetahuan paling penting yakni tentang ICT (informasi dasar tentang teknologi dan mampu untuk berinteraksi dengan komputer dan robot, kemampuan untuk bekerja dan mengolah data (kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data serta mengetahui ilmu dasar statistika), mengerti secara teknikal (memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai aktivitas seputar manufacturing dan mengerti teknologi) dan yang terakhir memiliki personal skill yang baik seperti mampu membuat keputusan. (DRD/ESP)