,

UII Dorong Sinergi Kerja Sama dengan Universitas Islam Malang

Dalam mendorong kemajuan pendidikan dibutuhkan sinergi yang erat dari masing-masing perguruan tinggi di Indonesia. Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Islam Malang (UNISMA) mencoba mewujudkan sinergi yang terjalin baik antara perguruan tinggi Islam. Sebagaimana terwujud dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua institusi yang berlangsung pada Rabu (5/1) di Gedung Prof. Sardjito UII. Acara MoU itu difasilitasi oleh Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII.

Rombongan UNISMA dipimpin oleh Rektor, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si. Mereka mendapat sambutan hangat dari Rektor UII, Prof. Fathul Wahid.,S.T., M.Sc., Ph.D. Sesaat setelah penandatanganan MoU, kedua pihak terlibat dalam diskusi hangat mengenai langkah implementasi kerja sama yang telah disepakati. Diskusi dimoderasi oleh Direktur Kemitraan/KUI UII, Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A.

Dalam sambutannya, Prof. Fathul optimis sebagai sesama institusi Islam, UII dan UNISMA akan melahirkan agenda kolaborasi yang baik. “Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk kerjasama yang lebih erat ke depannya,” sapanya.

Menurutnya, UII lahir dari rahim yang sama dengan Indonesia. Didirikan oleh para pendiri bangsa dan tokoh Islam dari beragam latar belakang tidak serta-merta membuatnya menjadi institusi eksklusif dan menutup diri. Fathul menganggap almamaternya tetap menjaga hubungan baik dengan petinggi Islam yang lainnya. 

Lebih jauh, kampus ini juga dianggap sebagai rumah besar bagi umat Islam di Indonesia. Sehingga harapannya dapat menjadi simpul yang menyatukan energi positif, “mengesampingkan perbedaan dan mengedepankan persamaan. Itulah semangat yang kami bangun,” jelasnya. 

Kedua institusi memang mempunyai komitmen yang sejalan untuk membangun peradaban bangsa menuju yang lebih baik lagi. Komitmen Keislaman dan Indonesia adalah dua komitmen yang diemban oleh UII. Fathul mengungkapkan komitmen keislaman adalah yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam yang mendidik bukan menghardik; merangkul bukan memukul; membuat teduh bukan gaduh; dan membawa kedamaian bukan keramaian. “Itu yang kami lantangkan,” ungkapnya. 

Komitmen kedua yaitu Indonesiawi. Terlahir dari rahim ibu pertiwi membuat UII sulit untuk berkhianat pada bangsa dan negara. “Sehingga saya berpesan kalau lulus nantinya jangan khianati bangsa ini, kita dorong bersama,” pesan Fathul kepada mahasiswanya. 

Progresifitas UII dalam memajukan bangsa juga terlihat dari lahirnya 2 program studi (prodi) baru yaitu S-2 Farmasi dan S-3 Manajemen. Dua tahun yang akan datang Fathul menjelaskan nantinya akan ada 13 prodi baru lagi. Pembentukan prodi tersebut bukan tanpa alasan  “tujuannya sederhana agar semakin bermanfaat, sehingga banyak pilihan untuk anak-anak Indonesia berkuliah di institusi ini,” imbuhnya.

Komitmen Mendorong Keluhuran Peradaban Bangsa

Rektor UNISMA, Prof. Maskuri sependapat dengan perspektif Fathul. Institusi di bawah kepemimpinannya juga tidak mengukur dan memandang latar belakang sebagai suatu perbedaan. Kendati lahir melalui rahim Nahdlatul Ulama (NU), menurut hemat Maskuri mahasiswa yang ada tidak sepenuhnya dari latar belakang tersebut. “Di UNISMA itu multikultural, dari berbagai agama dan negara juga ada,” paparnya. 

Maskuri menilai visi yang dibawa oleh UNISMA yaitu menjadi Islam yang damai, harmoni, toleran, proporsional, dan lainnya. Sehingga hal tersebut nantinya diharapkan akan melahirkan generasi emas bagi Indonesia dengan nilai dan sifat dasar Islam yang diajarkan oleh keduanya. “Bukan sekadar membawa perdamaian bagi Indonesia, tetapi juga dunia dengan instrumen ilmu pengetahuan yang ada,” ucap Maskuri.

Melangkah bersama dan bersinergi merupakan ikhtiar yang tepat untuk mewujudkan pendidikan yang baik bagi Indonesia. “Jangan berharap kita ini dapat lompat kalau hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri,” tutur Maskuri. Dengan hal itu, pihaknya ingin menggandeng UII dalam kerja sama dan melompat bersama demi mencapai keberhasilan yang baru. (KR/ESP)