,

UII dan UISU Siap Perkuat Sinergi di Masa Depan

Universitas Islam Indonesia (UII) menjamu mitranya, Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) pada Selasa (22/03) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir UII dalam acara Penandatanganan MoU antara kedua institusi. Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. mengaku berbahagia dan berterima kasih kepada pihak UISU atas kepercayaan menjalin kerja sama dengan UII. 

Dijelaskan oleh Fathul, sejatinya institusi yang dipimpinnya memiliki hubungan kesejarahan dengan mitranya dari Sumatera Utara tersebut. “Pada tahun 2019 kami menjadi tuan rumah lokakarya dan simposium Dewan Dakwah Indonesia yang juga didirikan oleh tokoh bangsa, Muhammad Natsir, sehingga modal kesejarahan ini harapannya dapat dikapitalisasi dengan baik,” ucap Fathul. 

Fathul menilai UII dan UISU memiliki kesamaan historis sebagai sama-sama universitas yang inisiasi pendiriannya diprakarsai oleh tokoh-tokoh Muslim yang juga para pendiri bangsa. Bahkan diibaratkan seperti pinang dibelah lima jika kelima universitas bercorak Islam di Indonesia, termasuk di dalamnya ada UII, UISU, dan universitas Islam lainnya.

Fathul juga berharap hubungan silaturahim yang telah dibangun dapat membuka pintu-pintu kebaikan lainnya. “Kerja sama di bidang akademis dan lainnya. Pertemuan seperti ini adalah forum yang sangat baik untuk saling belajar,” tambah Fathul. 

Dia yakin dengan diadakannya kegiatan serupa, kedua institusi dapat saling memperkaya perspektif dan melahirkan kebijakan yang kuat di masa depan. “Saya yakin ada banyak ide dan inspirasi yang nantinya dapat kita sampul sebagai kerja sama yang nyata di berbagai tingkat,” tegasnya.

Sementara itu, Rektor UISU Dr. H. Yanhar Jamaluddin, M.A.P. menganggap berkunjung ke UII merupakan satu kesempatan yang berharga untuk dirasakan. Dipilihnya UII sebagai tempat berkunjung dan belajar bukanlah tanpa alasan. Yanhar menganggap UII memiliki beberapa persamaan dengan UISU salah satunya adalah membangun umat keagamaan. 

Selain itu, keduanya berada di dalam satu komunitas yang sama. Yang paling penting menurut Yanhar adalah peringkat UII yang berhasil mencapai di peringkat 12 nasional pada tahun 2020. Kemudian di level internasional di kawasan Asia versi QS, kampus tertua di Indonesia masuk di jajaran 400 besar universitas. Beberapa hal di atas lah yang membuat Yanhar serta koleganya ingin banyak belajar dan berguru ke UII.

Di sesi selanjutnya, para dekan dari UISU lalu saling bertukar pendapat dan masukan kepada jajaran Wakil Rektor serta petinggi UII lainnya. Salah satu pembahasan yang menarik adalah persoalan mekanisme kampus merdeka dan pertukaran pelajar yang dilakukan oleh UII. Melalui Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc., dijelaskan bahwa proses tersebut dapat berjalan lancar akibat perombakan sistem yang dilakukan. 

Lebih lanjut, dicontohkan oleh Imam proses kerja sama yang ada biasanya melalui konsorsium dan saling menawarkan mata kuliah yang dapat diambil. “Artinya, di tempat kami sangat membuka dan siap berkontribusi serta akomodatif terkait hal itu,” tutur Imam.

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai potensi kerja sama di bidang pendidikan kimia. Dekan FMIPA UII, Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D. mengaku sudah pernah menjalin komunikasi kerja sama dengan pihak pendidikan kimia UISU. Riyanto menawarkan joint conference di antara Program Studi Kimia UII dan Pendidikan Kimia UISU.

“Kita itu dua tahun sekali, nanti bisa dicoba,” jelas Riyanto. Lebih jauh, Dekan Fakultas Hukum UII, Dr. Abdul Jamil, S.H., M.H. mengaku siap berkontribusi untuk kerja sama dalam bentuk apapun, “pada prinsipnya kami akan mendukung kebijakan yang dilakukan oleh universitas,” tandas Jamil. (KR/ESP)