UII dan STIA Amuntai Tandatangani Kesepakatan Bersama
Kerjasama antara Universitas Islam Indonesia (UII) dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Amuntai sudah resmi terjalin melalui penandatanganan kesepakatan bersama. Hal ini termaktub dalam penandatanganan nota kesepahaman antara Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D dan Ketua STIA Amuntai, Akhmad Riduan, S.Sos., M.AP di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII, pada Rabu (23/1).
“UII ini awalnya juga merupakan Sekolah Tinggi Islam yang berdiri tahun 1945 di Jakarta”, ujar Fathul Wahid mengawali sambutannya pasca tandatangan MoU.
Fathul Wahid juga menuturkan harapannya yakni dengan adanya penandatanganan kesepakatan ini kedua institusi dapat saling mendoakan serta mendukung satu sama lain sehingga dapat maju dan berkembang untuk kebaikan bangsa Indonesia.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Akhmad Riduan yang berharap bahwa kunjungan ini bukan merupakan yang terakhir kalinya. Ia ingin MoU dapat terus berlanjut bersamaan dengan silaturahim dan juga dalam hal kerjasama. “Melalui kesepakatan ini semoga kami dapat menerima manfaat yang besar dari UII”, tuturnya. Dalam kunjungan tersebut, ia membawa banyak pimpinan dan staf untuk menimba ilmu di UII.
Menurut Akhmad Riduan, kunjungan STIA Amuntai salah satunya dalam rangka mempelajari Tata Kelola Perguruan Tinggi yang ada di UII. Sambutan hangat yang diberikan UII cukup membuat mereka terkesan sehingga seperti memiliki keluarga di Yogyakarta dan menganggap UII sebagai rumah kedua.
Di akhir acara, diadakan sesi diskusi antara UII dan STIA Amuntai yang berlangsung selama satu jam. Keduanya melakukan sesi bertukar pikiran dan tanya jawab mengenai pengelolaan dalam perguruan tinggi. Salah satunya adalah mengenai apa saja jenis aktivitas yang digunakan untuk meningkatkan minat mahasiswa UII terhadap program kreativitas mahasiswa (PKM).
Menanggapi hal itu, Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan Ir. Wiryono Raharjo M.Arch., Ph.D., menjelaskan bahwa terdapat layanan PKM Corner di UII. Layanan itu dikelola oleh Direktorat Kemahasiswaan dengan menerjunkan mahasiswa yang telah mengikuti PKM sebelumnya sehingga dapat memberikan informasi seputar PKM.
Di samping itu, dukungan para dosen pembimbing juga berperan besar dalam memberikan arahan yang jelas untuk meningkatkan minat mahasiswa.
“Kami juga melakukan seleksi internal terlebih dahulu dikarenakan tingginya antuasisme terhadap PKM. Tahun ini saja, kami menerima lebih dari 800-an proposal sedangkan kami hanya dapat mengirimkan maksimal 700 proposal saja”, pungkasnya. (DRD/ESP)