UII dan Erasmus+ iHiLead Adakan Sekolah Kepemimpinan bagi Wakil Dekan
Guna meningkatkan mutu manajerial perguruan tinggi, Universitas Islam Indonesia (UII) bersama dengan Erasmus+ Indonesian Higher Education Leadership (iHiLead) menggelar pelatihan kepemimpinan bagi para Wakil Dekan di delapan fakultas UII. Kegiatan pelatihan yang diadakan pada Senin (5/6) di Lantai 2 Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII tersebut dibuka dan diresmikan oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D.
Dalam sambutannya, Prof. Fathul Wahid menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu komitmen UII bersama dengan iHiLead dalam peningkatan mutu pendidikan. “Misi utamanya adalah mengembangkan kurikulum sekolah kepemimpinan, tidak hanya untuk dosen tetapi juga untuk tenaga kependidikan yang akan siap menjadi pemimpin akademik dan pemimpin lembaga,” tutur Prof. Fathul Wahid.
Pada pelatihan kali ini, terdapat tiga fase yang menjadi inti di dalam kurikulum. “Kurikulumnya menurut saya luar biasa karena ada tiga sesi (fase), mulai fase membangun inisiatif, kemudian proyek perubahan, dan yang terakhir adalah membuat dampak,” sambung Prof. Fathul Wahid.
Prof. Fathul Wahid menekankan bahwa keberhasilan pelatihan juga terletak pada keterlibatan dan keaktifan dari para peserta.
Prof. Fathul Wahid berharap pelatihan ini dapat menjadi pemantik bagi sikap-sikap kepemimpinan dalam diri. “Saya berharap, ketika itu terjadi maka potensi yang ada itu menjadi lebih bisa dikembangkan lebih lanjut,” pungkasnya.
Sementara Koordinator iHiLead Indonesia, Dr.-Ing. Ir. Ilya Fajar Maharika, MA., IAI., menegaskan bahwa tidak ada sekat pembeda bagi pembelajar yang ingin meningkatkan sikap kepemimpinan. “Kita adalah manusia yang sedang belajar bersama untuk membangkitkan impulse atau meng-ignite tadi kemampuan leadership kita, kami semua adalah pembelajar, kita semua adalah pembelajar dalam konteks ini,” ujar Ilya Fajar Maharika singkat.
Menurutnya, manusia pada dasarnya memiliki sikap dan jiwa kepemimpinan, namun untuk memunculkannya perlu usaha yang lebih eksplisit. “Kita semua sudah mempunyai pengalaman dan bahkan kepemimpinan, hanya saja proses mengeksplisitkan itu akan memberikan kekuatan kepada kita untuk mengakselerasi, memanfaatkan,” imbuhnya.
Terakhir, Dr.-Ing. Ir. Ilya Fajar Maharika berpesan bahwa banyaknya proses yang dilalui merupakan salah satu wadah untuk saling memahami dan bertumbuh bersama. “Yang terpenting bukan kita mengenal atau tidak dikenal, tapi bagaimana kita memanfaatkan kegiatan kita, pertemuan kita itu untuk mendorong solusi-solusi, mendorong inovasi, dan sekaligus melalui kegiatan kita, mendorong kemampuan kita di dalam konteks leadership,” pungkasnya. (JR/ESP)