UII Dampingi Bappeda Yogyakarta Susun Rencana Induk Kelitbangan 2022-2026
Universitas Islam Indonesia (UII) mendapat kepercayaan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemkot Yogyakarta untuk merancang Rencana Induk Kelitbangan (RIK) Tahun 2022-2026. RIK Kelitbangan merupakan dokumen resmi yang menjadi basis untuk pembuatan kebijakan pembangunan kota selama lima tahun ke depan. Selain itu, dokumen juga berguna sebagai bahan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah Tahun 2024-2029.
Sebagaimana tergambar dalam kunjungan Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. dan Kepala Badan Perencanaan & Pengembangan/Rumah Gagasan, Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. ke Kantor Bappeda Pemkot Yogyakarta pada Senin (18/4). Kunjungan tersebut juga sebagai momen penyerahan dokumen RIK Kelitbangan kepada Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, ST., MT.
Pada momen itu, Ilya Fadjar menggarisbawahi semua pemerintah daerah wajib menyusun rencana kelitbangan, karena akan dijadikan dokumen untuk mengarahkan kebijakan. Menurutnya, kebijakan baru yang dibuat oleh pemerintah daerah idealnya harus didasari oleh litbang terlebih dahulu. Hal ini menjadi semakin penting mengingat akan diadakannya pemilihan wali kota baru yang akan dilaksanakan pada tahun 2022.
“Nah ketika wali kota baru, beliau akan menyusun RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) baru, nah ini (RIK-KY) harus bisa jadi rujukan. Karena perlu sejalan antara kebijakan dengan litbang,” imbuhnya.
Senada, Wiryono Rahardjo menyebut UII memandang penting adanya sinergi dengan Pemkot Yogyakarta dan daerah-daerah lainnya. Ia berkomitmen untuk meningkatkan implementasi kerja sama domestik dengan berbagai mitra di tahun ini. Kerja sama semacam ini diharapkannya dapat mendorong UII untuk turut mengakselerasi pembangunan daerah.
Sementara itu, Agus Tri Haryono sangat mengapresiasi keterlibatan UII dalam mendampingi Bappeda Pemkot Yogyakarta ketika menyusun RIK Kelitbangan. Ia optimis dengan menggandeng UII pada program penyusunan kali ini dapat membawa warna baru bagi inovasi pembangunan di kota Yogyakarta.
“Visi kota Yogyakarta sebagai kota nyaman huni, pusat pelayanan jasa yang berdaya saing kuat, yang ditujukan bagi keberdayaan masyarakat dengan berpijak pada nilai keistimewaan merupakan tantangan kuat untuk mengembangkan program pembangunan berbasis pengetahuan dan bukti (evidence-based planning)”, tegasnya.
Penyusunan RIK Kelitbangan sendiri telah melalui proses yang cukup panjang. Tim penyusun intens menggelar focus group discussion maupun penjaringan gagasan bersama Dewan Penelitian dan Pengembangan, jaringan peneliti, serta perangkat daerah. Proses ini juga melibatkan kontribusi para pakar UII dari berbagai disiplin ilmu. Selanjutnya hasil diskusi dituangkan ke dalam dokumen RIK-KY buah kolaborasi tim UII dan Bappeda Kota Yogyakarta. (HM/ESP)