,

UII Bangun Sinergi dengan Universitas Jambi

Peluang kerja sama kembali diinisiasi oleh Universitas Islam Indonesia (UII). Kini, Universitas Jambi (Unja) berkesempatan untuk membangun sinergi dengan UII. Bertempat di Ruang Sidang Gedung Prof. Dr. Sardjito UII pada Kamis (20/1), sanak dari Sumatra itu disambut hangat oleh tuan rumah. Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. berharap tali yang coba dijalin dapat dieksekusi secara nyata, “kita tidak ingin hanya berhenti dalam dokumen. Kita ingin implementasi,” tekannya. Sinergi kerja sama itu dipayungi dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UII dan Unja. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Action (MoA) antara FMIPA UII dan Unja.

Berdasarkan refleksi di tahun 2021, UII diketahui tengah banyak melakukan sinergi dengan berbagai pihak. Secara persentase, kerja sama nasional yang dilakukan ada pada angka 72%, sementara kurang lebih 90% dalam skala internasional. Dengan bertandangnya Unja, Fathul menaruh harapan besar dapat terbangun konektivitas yang produktif di antara keduanya. Nilai yang selalu dipegang olehnya adalah terkait sinergi yang jangka panjang. Dikatakan pihaknya ingin pergi jauh, bukan pergi cepat. “Semoga Unja dapat menjadi kawan perjuangan kami ke depannya. Tidak hanya untuk kedua universitas, tetapi juga untuk bangsa dan negara,” tuturnya.

Mewakili Unja, Dr. Drs. Kamid, M.Si. selaku Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik mengaku sangat senang dan menghaturkan terima kasih ke pihak UII. Senada dengan Fathul, Kamid juga berkeinginan untuk merajut simpul yang produktif. “Harapan kami antara keduanya dapat terjalin kerja produktif, tidak hanya sekadar hitam di atas putih, namun lebih pada aktivitas pasti dalam berbagai hal,” pungkas Kamid.

Pintu Sinergi Pengabdian Masyarakat

Penandatanganan nota kesepahaman di kedua institusi menjadi sinyal untuk memulai aktivitas produktif secara kolektif. Warek Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi Unja dalam hal ini Prof. Dr. rer.nat. Rayandra Asyhar, M.Si. mencoba memantik diskusi. Salah satu topik yang disinggung olehnya adalah mengenai Desa Laboratorium Terpadu (DLT) yang menjadi wadah interdisiplin ilmu di Unja untuk membangun desa.

“Untuk itu kita siapkan desa-desa potensial, desa yang memiliki banyak potensi. Nantinya tentu dari latar belakang ilmu yang beragam mampu mengeluarkan hasil yang beragam juga,” tuturnya. Selain itu, Rayandra juga coba menyinggung permasalahan konflik masyarakat dan pengusaha atas penguasaan lahan tanah yang ada.

Menyambung Rayandra mengenai desa terpadu, Fathul mencoba mengurai konsep Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ada di institusinya. Selama ini menurutnya, UII memiliki beberapa desa mitra yang coba dikembangan. Konsep KKN yang memotret potensi daerah menjadi salah satu keunggulan.

“Kita latih dan mendesain Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) misalnya. Lalu kita coba kembangkan potensi desa wisata yang ada,” jelas Fathul. Tidak sebatas hanya tempat KKN, desa mitra juga kerap kali dijadikan sebagai tempat untuk berbagi kebahagiaan. “Sekitar tahun 2019, kita mengadakan upacara peringatan Milad UII bukan di kampus, melainkan di salah satu desa di Klaten,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Fathul juga mengajak Unja untuk bergabung dalam komunitas education roaming (eduroam) berkaitan dengan layanan akses internet yang luas. Tidak hanya akses internet, akses terhadap portal jurnal juga dapat terbuka lebar ketika telah bergabung dalam eduroam. Tekad dan niat tulus ditunjukkan oleh Rektor UII “nanti akan kami bantu untuk terkoneksi, karena semakin banyak tentu akan semakin bermanfaat,” tegasnya.

Sementara itu, mengenai isu pembebasan lahan Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag. selaku Warek Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni UII menjelaskan masalah tersebut merupakan problematika yang universal dan cukup sensitif. Kendati demikian, dirinya juga mengaku akan mencoba memetakan konsep penyelesaian hal tersebut bersama Pusat Studi Hukum Agraria (PSHA) UII.

“Coba dipetakan terlebih dahulu, nanti kita akan menggandeng beberapa lembaga seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Ombudsman. Intinya agar masyarakat sejahtera. Mungkin dari itu ada luaran penelitian jurnal dan sebagainya,” jelas Rohidin.

Pintu lain yang dapat dibuka untuk bersinergi adalah mengenai joint conference yang dapat memberikan output berupa jurnal internasional dan prosiding. Mengenai itu Dekan Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D. mengutarakan hal itu juga dapat dijadikan lahan kerja sama yang produktif. Sehingga ke depannya diharapkan FMIPA dapat menjadi pintu gerbang kerja sama dengan hal tersebut.

Direktur Kemitraan/Kantor Urusan Internasional UII, Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A selaku moderator mencoba menyimpulkan. Pada intinya pihak UII membuka selebar-lebarnya pintu bagi Unja untuk membangun sinergi. Terdapat banyak jalur yang dapat ditempuh seperti penelitian kolektif, webinar internasional, advokasi pertanahan, dan juga transformasi gagasan lainnya. “Harapannya dapat membuka program kerja sama yang produktif lainnya,” pungkas Dian. (KR/ESP)