UII Adakan IISMA Bootcamp
Direktorat Kemitraan dan Kantor Urusan Internasional (DK KUI) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan IISMA Bootcamp. Acara ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada para mahasiswa UII yang hendak mendaftar dalam program Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) 2022 yang akan mulai dibuka di bulan Maret.
Penyelenggaraan IISMA Bootcamp di hari pertama, Kamis (24/2), dibagi menjadi tiga sesi dengan menghadirkan tiga narasumber yakni Kepala divisi mobilitas DK KUI UII, Nihlah Ilhami, S.Pd., Direktur DK KUI Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A., dan Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M. Arch., Ph.D,.
Dalam sesi pertama materi Teliti dalam Aplikasi: Persiapan Kelengkapan Dokumen yang dibawakan oleh Nihlah Ilhami, para mahasiswa diberikan pengenalan mengenai dokumen yang harus dipersiapkan selama proses seleksi IISMA. Dokumen tersebut yakni surat rekomendasi dari pihak universitas, transkrip nilai hingga sertifikat bahasa inggris berupa TOEFL IBT, IELTS dan DuoLingo English Test. Ia juga menghimbau para mahasiswa untuk mempersiapkan dokumen sejak dini mengingat jumlahnya yang cukup banyak.
Terkait pemberian surat rekomendasi, Nihlah membenarkan bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam bootcamp merupakan salah satu cara untuk mendapatkan surat rekomendasi. KUI akan selalu siap memberikan surat rekomendasi selama proses pembukaan pendaftaran program IISMA.
Dalam materi kedua dengan tema Menyiapkan Statement of Motivation dan CV, Dr.rer.nat. Dian Sari Utami menyampaikan bahwa komitmen dan konsistensi dalam pelaksanaan program merupakan poin bagi mahasiswa untuk diterima dalam program IISMA.
“Jika ingin apply di beasiswa khususnya IISMA sangat penting membulatkan tekad dan niat yang akan menjadi tujuan sebagai personal statement,” pesannya. Dian Sari Utami juga menyatakan bahwa motivasi tersebut harus rasional dan kuat. Mahasiswa diharapkan mampu menunjukkan potensi diri dengan baik dan layak untuk diterima sebagai awardee tanpa terdapat kesan menyombongkan diri.
Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk memiliki kontribusi yang baik bagi institusi dan negara, mengetahui apa yang ingin diimprove lewat program ini hingga memberikan contoh dalam penulisan essay yang dituliskan dalam proses pendaftaran.
Pada sesi ketiga, mahasiswa diberikan pembekalan terkait kiat sukses dalam wawancara yang disampaikan langsung oleh Wiryono Raharjo, Ph.D. Dalam materinya, ia menyampaikan bahwa kunci sukses dalam wawancara adalah cara seorang pendaftar dalam mengartikulasikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dan penampilan yang baik dan rapi.
Selain itu, disampaikan Wiryono Raharjo, wawancara secara online yang sering kali terjadi selama pandemi hendaknya diikuti dengan persiapan perangkat yang memadai untuk menghindari gangguan wawancara. Perangkat yang tidak bisa digunakan dengan baik seperti tampilan mahasiswa yang terhalang oleh virtual background. (AP/RS)