Tips Move On Dari Kegagalan Agar Lebih Cepat Jemput Impian

Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan webinar bertema “Hadapi Kegagalan, Buka Kesempatan, Jemput Impian” yang berlangsung pada Sabtu (02/07) secara daring. Webinar yang dibawakan oleh Ninette Putri Mustika, M.Psi., Psikolog selaku Associate Educational Psychologist Sehat Jiwa itu banyak mengulas cara menerima dan menyikapi kegagalan dan juga bagaimana melihat peluang di balik kegagalan.

Ninette Putri Mustika menjelaskan mengenai cara berteman dengan kegagalan. Kegagalan sering diartikan ketika hasil tidak sesuai rencana atau standar yang kita tetapkan atau standar dari lingkungan sosial. Salah satu cara berteman dengan kegagalan yaitu dengan mengizinkan dirimu merasakan perasaan alami tersebut. 

“Cara setiap orang menilai kegagalan sangat subjektif (socially constructed), ketika dihadapkan suatu kegagalan, kebanyakan seseorang akan mulai stres dan lebih banyak memproduksi hormon kortisol. Hormon tersebut yang mengatur suasana hati, motivasi, dan ketakutan akan sesuatu sehingga hal itu wajar terhadap seseorang”, jelasnya.

Lebih lanjut, Ninette menjelaskan cara menghadapi kegagalan dengan berpikir bahwa kamu tidak sendirian dan terdapat sisi lain kegagalan yang membuat belajar menjadi lebih baik. 

“Dari kegagalan kita bisa belajar dari kesalahan sehingga kita dapat mengevaluasi diri sendiri dan menemukan hal yang baru sehingga dapat membuatmu belajar menemukan perencanaan untuk terus bergerak maju, tidak hanya itu, kegagalan juga mengajarkan kita dan lebih mengenal diri sendiri”, jelasnya.

Ninette mengatakan cara bertahan melewati kegagalan lain yakni berteman dengan resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan untuk menghadapi dan beradaptasi atau bangkit dari keterpurukan. Dia menceritakan kegagalan bukan selalu hal yang buruk, karena setiap perjalanan hidup menuju kesuksesan juga terdapat kegagalan di baliknya. 

“Resiliensi juga sering dikaitkan dengan bouncing back atau bangkit dari keterpurukan, seperti bola yang memantul kembali, karena ada dimana kita berada di bawah namun kita tidak terjebak dalam keterpurukan tersebut dan menjadi orang yang lebih baik sebelumnya”jelasnya.

Ninette juga menjelaskan cara menghadapi kegagalan dengan mengikuti tahapan resiliensi. Dimulai dari Embrace Discomfort, yaitu kondisi dimana seseorang dihadapkan kegagalan, kemudian pada tahapan selanjutnya dengan bertahan dan mempelajari apa yang dapat dipelajari dari kegagalan tersebut. Tahap selanjutnya berfokus pada suatu dapat dikontrol, dan tahapan terakhir yaitu tahapan pengalaman kegagalan yang dialaminya seseorang dapat menjadikan individu mampu menghadapi dan mengatasi kondisi yang menekan.

Terakhir Ninette memberikan tips cara bangkit kembali dari kegagalan, yaitu sadari dan terima emosi kemudian trial dan error, yaitu terus mencoba lagi dan menerima bahwa setiap makhluk pernah dihadapkan kegagalan. Kemudian Ninette juga menyarankan kepada para peserta untuk menulis kegagalan sehingga kita dapat mengevaluasi dan dan mendapatkan langkah perencanaan ke depannya. (PN/ESP)