Tips Atasi Stres dan Kecemasan di Tengah Pandemi Covid-19
Pembaharuan informasi mengenai penyebaran virus Corona (Covid-19) terus disajikan oleh media dan menjadi bahan obrolan hangat di tengah masyarakat. Untuk menekan laju penyebarannya, pemerintah pun menetapkan beberapa kebijakan. Di antaranya menghimbau warga untuk berdiam diri di rumah, menjaga jarak aman tiap orang, melarang kegiatan yang mengundang kerumunan, serta menerapkan kerja dan beribadah di rumah. Tanpa disadari berbagai kebijakan itu dapat memberi dampak psikologis bagi seseorang. Gangguan seperti stres, kecemasan berlebihan, khawatir, ketakutan, bahkan depresi pun dapat dialami tiap orang di tengah pandemi Covid-19. Lantas bagaimana mengatasinya?.
Disampaikan dosen dan pemerhati psikologi UII, Muhammad Novaliant Filsuf Tasaufi, S.Psi., M.Psi., Psikolog bahwa melakukan isolasi diri dalam waktu cukup lama dapat mengakibatkan bertambahnya stres dan rasa cemas. “Ketika menjumpai situasi-situasi yang sangat monoton, kita menjadi mudah jenuh dan ini seperti konsekuensi,” ungkapnya kepada Humas UII dalam wawancara tertulis.
Ia menambahkan bahwa ketidakpastian sampai kapan pandemi ini akan berakhir juga membuat setiap orang merasa tertantang. Semua rentang usia dari anak-anak hingga orang dewasa berpotensi mengalami berbagai gangguan kesehatan mental. Berdiam diri di rumah atau ruangan yang sempit dapat menimbulkan rasa stres, dan jika rasa ini tidak segera diabaikan akan berdampak pula pada kesehatan fisik.
Untuk itu menurutnya sangat penting bagi setiap individu untuk menjaga kesehatan. “Tidak hanya menghindari sakit, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental. Pilar-pilar utama dalam menjaga kesehatan, yakni makanan bergizi, istirahat cukup, dan aktivitas fisik jangan sampai diabaikan. Makanan sebagai bahan bakar tubuh haruslah bergizi. Tidur yang cukup juga menjadi kekuatan penting. Sedangkan aktivitas fisik merupakan obat agar terhindar dari kejenuhan”, pesannya.
Ia pun memberi tips agar menghindari kegiatan yang berulang setiap hari untuk mengusir rasa jenuh. “Cara untuk merubah agar tidak monoton adalah melakukan perencanaan, lakukan perencanaan yang baik setiap hari dengan memodifikasi kegiatannya. Ketika di rumah saja, lakukan aktivitas yang beragam, seperti menjalankan hobby, mengasah keterampilan, berolahraga, atau pun bersilaturahmi melalui teknologi dengan kawan yang lama yang tidak ada kabar”, imbuhnya lagi.
Di samping itu, ia juga menekankan pentingnya pikiran yang positif untuk menjaga kesehatan mental. Pikiran yang positif dapat dimunculkan melalui beberapa cara, seperti 1) mengkonsumsi informasi atau fakta dari media yang kredibel, bukan hoax, 2) meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan rajin beribadah, 3) membuat jadwal kegiatan sehari-hari dengan memodifikasinya, 4) mencari dukungan sosial melalui komunikasi dengan teman maupun keluarga yang jauh, 5) melakukan aktivitas yang disenangi, seperti hobby dan berolahraga, 6) mencoba hal-hal baru untuk mengasah keterampilan.
Di akhir wawancara, tak lupa ia turut berpesan bagaimana berhadapan dengan orang yang sedang cemas atau stres. “Usahakan diri kita untuk tidak ikut cemas. Apabila kita ikut cemas, maka dapat membuat orang tadi semakin stres dan depresi. Kedua, lakukan edukasi yang tepat tentang Covid-19, bagaimana cara penyebaran dan pencegahannya. Ketiga, apabila kecemasan seseorang sudah terlalu tinggi dan kita merasa tidak sanggup menanganinya, hubungi psikolog atau orang yang profesional”, pungkasnya. Sebagaimana UII juga menyediakan layanan psikososial bagi sivitas akademikanya yang terdampak Covid-19 dengan cara menghubungi WhatsApp resmi UII di nomor berikut ini: 0852-8737-3839. (SF/ESP)