Thailand dan Indonesia Budayakan Resolusi Konflik Secara Damai
Sebanyak 60 peserta delegasi dari King Prajadhipok’s Institute (KPI) Thailand mengikuti study visit program di UII pada Senin (21/8). Kunjungan yang bertema Course of Fundamental Conflict Resolution by Peaceful Means ini dipimpin langsung oleh Sekertaris Jendral KPI Assoc. Prof. Woothisarn dan diterima langsung oleh Rektor Universitas Islam Indonesia Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D. di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito lantai 3 Universitas Islam Indonesia.
Turut hadir menyambut kedatangan dari KPI ini Hangga Fathana SIP., B.Int.St., MA selaku Direktur DPKA UII. Ketua Program Studi Hubungan Internasional UII, Irawan Jati S.IP, M.Hum.,MSS menjadi salah satu pemateri yang menyampaikan tentang The Culture of Peace Strategy of ASEAN. Sementara pemateri lainnya yang juga pengajar Prodi HI UII, Karina Utami Dewi SIP, MA memberikan materi tentang Human Security for Women Against Trafficking in Persons: Indonesians Case.
Rektor UII memberikan apresiasi dan ungkapan terimakasihnya kepada KPI karena telah memilih UII sebagai salah satu destinasi kunjungannya. Lebih lanjut Nandang Sutrisno juga menyampaikan bahwa UII merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki fokus dalam masalah resolusi konflik dan selalu berupaya mendorong terciptanya perdamaian.
Selanjutnya ia juga menambahkan bahwa ketika berbicara tentang resolusi konflik maka perguruan tinggi memiliki peran penting untuk bisa berkontribusi dalam penyelesaian hal tersebut. “Kontribusi kita adalah melalui berbagi pengetahuan, diskusi, dan melakukan kunjungan yang tentu akan menambahkan wawasan kita untuk kemudian mencari solusi dan berkontribusi dalam penyelesaian sengketa, khususnya di wilayah Asia Tenggara”, ujarnya.
Sementara itu, Assoc. Prof. Woothisarn dalam kesempatannya juga menyampaikan ungkapan terimakasihnya kepada UII yang sudah memberikan pelayanan terbaik dalam kunjungan ini. Ia menyebutkan bahwa seluruh delegasinya kali ini terdiri dari berbagai pimpinan perusahaan dan direktur serta perwira menengah di sektor publik dan swasta di Thailand.
Selain itu, Woothisarn menyampaikan bahwa Indonesia dan Thailand yang dalam hal ini UII dan KPI pada hakikatnya memiliki kesamaan visi atau tujuan. Kedua institusi berupaya menciptakan kesetaraan sosial yang dibangun dengan dua pilar utama yaitu demokratisasi dan upaya pembangunan perdamaian.
Lebih lanjut ia menekankan bahwa kedua pilar itu bisa dicapai dengan kerjasama dan pemahaman lintas budaya antara Indonesia dan Thailand.