Temukan Ide dalam Pengalaman Hidup
Di dalam industri film, pembuatan film adalah seni dalam memadukan ide dan imajinasi yang diciptakan oleh seorang film director. Ide dapat ditemukan di sekitar kita, karena semua peristiwa penting dapat dijadikan tema dalam dunia film dan sutradara memiliki kebebasan dalam menuangkan ide dan konsepnya dalam dimensi dunia seni. Hal inilah yang dikemukakan Sutradara Fajar Nugros yang juga merupakan Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) dalam webinar yang bertema “Bangun Kreativitas Tanpa Batas” di acara Student Festival (StuFest) 2020 yang digelar oleh Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII, pada Jum’at (4/12).
Disampaikan Fajar Nugros, perlu adanya media untuk menyampaikan ide-ide menarik yang sudah ditemukan, seperti menulis artikel, membuat film dan pada saat ini social media merupakan wadah termudah yang bisa disentuh oleh semua lapisan masyarakat. Ia menyebutkan dua macam medium social media yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide. Pertama, menulis dengan alpabeth dari a-z, yang memiliki kemudahan tanpa adanya resiko besar dalam pengeluaran biaya. Kedua, cara audio visual dengan merekam menggunakan handphone sehingga bersifat lebih praktis. “Jadi segala sesuatu yang ada di luar sana, sekarang sudah punya media yang bisa kalian salurkan. Bisa lewat Blog, media social, You Tube, yang bisa dilihat oleh banyak orang,” imbuhnya.
Untuk menjadi seniman maupun novelis pastinya memiliki niat agar suara atau pesan yang ingin kita sampaikan terdengar, seperti contoh film yang memiliki visi agar setiap anak daerah memiliki rasa percaya diri atas bahasa ibunya (daerahnya). Trend untuk mengingatkan kepada generasi muda itu, adalah suara dari si pembuat karya, agar sebuah film tak hanya sebagai hiburan semata, akan tetapi memiliki pesan moral yang penonton Indonesia cari. Ia menceritakan pembuatan film Yowisben terselip tujuan agar anak daerah merasa bangga dengan bahasa Jawa.
“Kebetulan adalah bahasa Jawa, itulah suara ingin kita sampaikan selaku pembuat Film Yowis Ben, supaya kamu bangga, supaya kamu menjadi diri sendiri karakternya, kamu percaya diri menjadi generasi muda. Karena awalnya kita membuat film itu menjadi kebanggan bagi orang-orang yang memiliki bahasa daerahnya secara umum,” tuturnya.
Setiap cerita baik dalam dunia perfilman maupun kepenulisan tidak luput dari masa, kelahiran, kehidupan dan kematian. Suatu cerita adalah bagian terdekat dari diri manusia, dan juga merupakan bagian dari pengalaman hidup. Beberapa film yang menginspirasi seperti Laskar Pelangi dan Negeri Lima Menara, sebagian diambil dari kisahnya sendiri. Semakin dekat suatu cerita dari kita dan kita adalah karakter yang ada di cerita tersebut, maka sebagian penonton yang menyaksikan merasakan kesamaan cerita.
“itu tugas kita sebagai pembuat untuk membuat penonton jatuh cinta dengan tokohnya terlebih dahulu. Tokoh Bayu Skak di Yowis Ben, kita buat orang tertarik terlebih dahulu. Menjadikan kehidupan Bayu Skak itu sama dengan kehidupan kita, naik motor, sekolah di SMA, di sekolah biasa-biasa saja. Dari kesederhanaan ini penonton relate melihat cerminan dirinya disitu dan ikut di alur si tokoh untuk mengikuti ceritanya,” jelasnya.
Fajar Nugros menyebutkan Elemen dari cerita yang dipakai di dalam Film Yowisben. Pertama pemilihan jenis tema yang dipakai dalam membuat film, film Yowis Ben yang bertemakan perjalanan seorang siswa SMA yang pencarian jati diri. Kedua, menentukan karakter di dalam tokoh, seperti 4 karakter dengan perberbedaan latar agama yang ingin menemukan jati dirinya melalui dunia band. Ketiga, adalah setting, film ini disetting menggunakan lingkungan sekolah di sebuah SMA di kota Malang.
Keempat, problem dari cerita yaitu mereka harus melakukan sesuatu agar diakui, tidak memiliki kekasih, mereka dari keluarga biasa, akan tetapi 4 tokoh ini memiliki bakat bisa bermain musik dan membentuk suatu band. Kelima yaitu solution, mereka bersatu dalam satu kesatuan band dikarenakan memiliki kesamaan nasib, berusaha dan ingin diakui hingga akhirnya terkenal. Dan lima elemen kesatuan ini haruslah diisi penuh untuk menjalin alur cerita. (HA/RS)