TBMM HUMERUS Gelar Latihan Manajemen Kebakaran
Bencana kebakaran merupakan hal yang dapat terjadi dimana saja, baik di rumah maupun gedung bertingkat. Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam evakuasi bencana kebakaran. Akibatnya, kebakaran menimbulkan kerugian yang lebih besar baik dari segi materi maupun nyawa.
Melihat pentingnya ilmu mengenai evakuasi kebakaran, TBMM HUMERUS Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) bekerjasama dengan Pemadam Kebakaran Sleman mengadakan pelatihan “Fire Rescue” pada Sabtu (18/6) di Lapangan Laboratorium FK UII.
“Kami harap pelatihan ini dapat menjadi bekal anggota TBMM dalam penyelamatan bencana kebakaran,” tutur Fenda Haniefa selaku Ketua Pelaksana Kegiatan.
Peserta pelatihan diajari teknik pemadaman dari tabung gas yang bocor. Bukan tanpa maksud, menurut Fenda angka kejadian kebakaran akibat tabung gas yang bocor termasuk sering terjadi. Sehingga pelatihan ini didasarkan pada prinsip kemanfaatan dan implementasi pada lingkungan masyarakat sekitar. Setelahnya, peserta pelatihan diajari teknik pemadaman api tradisional menggunakan karung goni yang sudah dibasahi air. Pelatihan terakhir adalah terkait cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan hydrant.
Fenda merasa cukup bangga dengan antusias peserta dalam hal praktik di lapangan yang antusias. Selain sebagai syarat kurikulum tingkat II di TBMM, dia berharap para peserta pelatihan dapat mengetahui teknik manajemen kebakaran dengan cepat dan tepat. Hal itu sesuai dengan semboyan TBMM HUMERUS yakni “tepat, cepat, selamatkan”.
“Meskipun cuaca panas ditambah suhu api yang juga tinggi, semua peserta antusias,” tambahnya.
Fenda menjelaskan kesalahan paling umum yang dilakukan saat memadamkan api adalah tidak memperhatikan sumber api. Seperti memadamkan api dari arah berlawanan dengan arah angin dan kurang memperhatikan keselamatan diri sendiri. Prinsip dasar pemadaman api adalah dengan cara merusak keseimbangan salah satu dari ketiga unsur komponen pembentuk api (udara, panas, bahan bakar) yang akan menghentikan pembakarannya.
Sebagai langkah memadamkan api yang benar, pertama kita pastikan dahulu sumber api lalu tentukan alat yang tepat digunakan dalam pemadaman api. Jangan padamkan api menggunakan bahan yang mengandung air pada kasus kebakaran karena konsleting. Kemudian apabila menggunakan APAR cek terlebih dahulu tekanan maupun isinya. Usahakan bahwa kita sebagai pemadam tetap melindungi diri sendiri agar tidak terkena api.
Saat ditanya apakah TBMM HUMERUS berencana melakukan pelatihan kepada masyarakat sekitar terkait manajemen kebakaran, Fenda mengaku sejauh ini belum ada rencana. Namun, ia berharap dalam waktu dekat dapat berbagi ilmu kepada masyarakat sekitar sehingga bisa mencegah dampak lebih besar apabila terjadi kebakaran.
Dia juga berpesan agar bisa mencegah terjadinya bencana kebakaran melalui kebiasaan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya mematikan alat elektronik apabila tidak sedang digunakan seperti televisi atau komputer yang menggunakan sumber listrik. Selanjutnya, apabila sedang menyalakan api maka jauhkan benda-benda yang sifatnya mudah terbakar seperti kertas dan plastic. Serta pstikan sumber api yang paling umum digunakan yakni kompor gas dimatikan sebelum meninggalkan rumah. (UAH/RS)