Tantangan Mengintegrasikan Energi Terbarukan
Semakin menipisnya cadangan sumber daya alam dan energi konvensional menjadi isu menarik untuk diperbincangkan Topik ini mengemuka dalam penyelenggaran Webinar Energy’s Series yang digagas oleh Pusat Training Managemen Energi, Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia (UII). Webinar mengangkat tema Towards: Indonesia’s Renewable Energy Challenge 2020.
Membuka webinar, dosen Teknik Elektro UII Setyawan Wahyu Pratomo, S.T., M.T. selaku moderator mengatakan bahwa dalam dasawarsa mendatang potensi terbesar bidang teknologi adalah tentang energi terbarukan. Seperti energi matahari, energi angin, energi hidro, energi biomasa, energi laut, energi hidrogen, dan energi bionabati. Karenanya para akademisi di hadapkan pada tantangan dan peluang untuk mengintegrasikan energi terbarukan di Indonesia.
Narasumber webinar, Direktur Riset Energi Terbarukan TREC-FTUI, Dr.Ing Eko Adhi Setiawan, S.T., M.T. dalam paparannya menyinggung kisah Thomas Alfa Edision yang berhasil menemukan sistem kelistrikan, dan dikenal sebagai penemu bohlam lampu pertama kali.
Eko Adhi Setiawan yang juga merupakan Ketua Program Studi Magister Teknik Sistem Energi FTUI mengatakan struktur aliran listrik AC ditemukan kali pertama pada tahun 1886. Pengertian arus listrik ini adalah listrik yang besar dan arah arusnya selalu berubah-ubah atau bolak-balik. Listrik arus AC akan membentuk gelombang yang biasa disebut dengan gelombang sinusoidal.
Eko Adhi Setiawan mengaku di rumahnya saat ini sudah tidak lagi ketergantungan dengan listrik dari PLN. Ia menggunakan listrik energi matahari untuk peralatan-peralatan listrik yang ada di rumahnya seperti dispenser, rice cooker, dan alat elektronik lainnya. Hal ini dilakukannya dalam rangka menciptakan energi listrik secara mandiri dan tidak ketergantungan dengan PLN, terlebih apabila aliran dari PLN mati secara tiba-tiba.
Ia menambahkan, karantina di rumah juga bisa menjadi faktor pendukung, jangan sampai sedang ada rapat penting atau belajar mengajar kemudian terputus tiba-tiba hanya karana kendala sistem yang tidak stabil. Eko Adhi Setiawan mempunyai motto 5RIPPLES yakni recycle, reuse, renewable, reliable, reduce, independent, people, peace, local, efficient, dan sustainable.
Sebagaimana pada visi jaringan listrik masa depan yang digulirkan oleh Advisory Council Eropa, sebuah platform teknologi ‘smartgrids’ yang mengarah pada produk baru, proses, dan layanan, dengan meningkatkan efesiensi industri dan penggunaan sumber daya energi bersih. Hal ini telah memberikan keunggulan kompetitif bagi Eropa di pasar global. Plartform ini menjamin keamanan infrastruktur, membantu meningkatkan kehidupan masyarakat untuk mencapai ekonomi berbasis pengetaahuan terbesar di dunia.
The European Tecjnology Platform (ETP) SmartGrids juga menyampaikan new architecture smartgrid meliputi fungsi pemenuhan permintaan listrik yang terus meningkat, memungkinkan terciptanya pasar listrik trans-Eropa dan membuat model bisnis baru kelistrikan, serta menginterasikan sumber daya yang berkelanjutan (termasuk sumber terbarukan). (HN/RS)