Tantangan Facility Management untuk Mega Proyek di Indonesia
Coffee Morning Lecture kembali digelar oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) pada Senin (7/8). Bertempat di Ruang Collaborative Space IRC Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII diskusi kali ini mengangkat tema Tantangan Facility Management untuk Mega Proyek di Indonesia.
Coffee Morning Lecture merupakan kegiatan diskusi ilmiah yang rutin diadakan setiap satu bulan sekali dengan mengangkat tema tertentu. Pembicara utama yang diundang pada setiap kegiatannya merupakan alumni yang sudah berkiprah dan berperan di masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun community of practice sesuai dengan topik diskusi yang melibatkan pengambil kebijakan, praktisi, akademisi, dan mahasiswa.
Diskusi terbagi menjadi dua sesi dengan dua pembicara yang berbeda yakni Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, Ir. Bambang Susanto, MCP., MSCE., Ph.D. dan Direktur PT. Bakrie Swasakti Utama, Melky Aliandri, S.T., M.BA. Setiap sesi diskusi pembicara didampingi panelis dari FTSP UII sebagai perwakilan akademisi yaitu Prof. Ir. Sarwidi, MSCE, Ph.D., IP-U., (Pusat Studi DIREC-Teknik Sipil FTSP), dan Ir. Ahmad Saifudin Muttaqi, M.T., (dosen Jurusan Arsitektur/Praktisi).
Dekan FTSP UII, Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. dalam sambutannya berharap Coffee Morning Lecturer ini dapat memberikan pemikiran yang terbuka kepada masyarakat luas terkait isu-isu yang sedang beredar.
“Coffee morning ini jagongan saja, jagongan sambil menikmati kopi dan kita sebagai perguruan tinggi berusaha untuk melibatkan banyak unsur,” ungkapnya.
Topik-topik yang diangkat tidak hanya untuk kalangan akademik saja, namun juga terkait topik untuk kemaslahatan umum.
Menurutnya, zaman sekarang facility management menjadi konsen banyak pihak, tetapi dalam banyak hal belum terpikir bagaimana sebuah fasilitas sepenuhnya dipikirkan dengan optimal.
“Melalui kegiatan ini diharapkan opini masyarakat menjadi terbuka terkait isu-isu yang beredar di Indonesia, sehingga masyarakat tidak apatis dan skeptis terhadap pemberitaan media,” ujar Ilya Fadjar.
Sementara itu, narasumber Melky Aliandri, S.T., M.BA., dalam materinya memaparkan bahwa smart building merupakan integrasi berbagai komponen pada bangunan yang dapat berkomunikasi dan diatur secara otomatis. Komponen utama yang digunakan adalah sensor yang dapat mendeteksi kondisi lingkungan dan memberikan sinyal kepada sistem pengendali.
“Jadi ya smart building itu suatu bangunan yang dioperasionalkan secara terintegrasi,” tegasnya.
Sedangkan smart city merupakan suatu konsep pengembangan sebuah kota dengan menerapkan dan mengimplementasikan teknologi secara inovatif, efektif dan efisien dengan cara menghubungkan infrastruktur fisik, ekonomi dan sosial dalam sebuah kawasan sehingga meningkatkan pelayanan dan mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan beberapa tantangan facility management dalam mega proyek, diantaranya; (1) desain gedung yang belum memperhatikan tentang kaedah perawatan gedung, (2) kondisi alam, air dan cuaca yang kurang baik untuk material-material gedung, (3) sumber daya manusia yang kurang memahami tentang teknologi terupdate tentang smart building, green building dan equipment gedung yang terbaru serta (4) besar nilai investasi peralatan perlengkapan dan chemical untuk perawat gedung.
“Facility management terkait dengan kemampuan untuk membuat bangunan tempat kita tinggal dan bekerja, termasuk infrastruktur di sekitarnya, jauh lebih efisien, fungsional, aman dan nyaman,” tutupnya. (LMF/RS)