Takwa Adalah Buah Ketaatan Yang Istiqamah
Takwa adalah elemen penting yang patut dimiliki oleh seluruh umat muslim. Eksistensi takwa tidak melulu harus dilakukan pada tempat atau waktu tertentu. Ia harus konsisten dilakukan secara terus menerus agar maknanya benar-benar dirasakan. Demikian yang disampaikan oleh Prof. Fathul Wahid., S.T., M.Sc, Ph.D dalam acara kajian bertajuk “Biar Lelah Tetap Harus Istiqamah”. Kajian daring ini sekaligus menutup event semarak Ramadan di UII.
Ia berpesan agar umat muslim diusahakan untuk selalu berusaha konsisten dalam beribadah kepada Allah. Hal tersebut dimaksudkan guna meminimalisir adanya sifat buruk yang tumbuh di dalam diri mereka masing masing.
“Pertama untuk tidak menganggap bahwa kita ini sudah final, dijamin dan pasti akan seperti ini sampai akhir kalau kita merasa orang baik. Di sisi lain kita terkadang merasa berhak untuk menghakimi orang lain yang katakanlah menurut kita belum seperti yang kita bayangkan atau belum sesuai dengan keyakinan kita,” tukas Rektor UII itu.
Ia juga menegaskan bahwa jangan mudah untuk menilai seseorang dari luarnya saja, karena belum tentu orang yang dianggap buruk akan buruk selamanya. Sebaliknya, orang yang diagung-agungkan belum tentu berakhir baik pula. “Bisa jadi orang yang kita hinakan itu justru orang yang lebih mulia di akhir hayatnya,” tambah beliau dalam acara yang diselenggarakan oleh Masjid Ulil Albab itu.
Sebagai seorang muslim, taat dalam beragama menjadi skala prioritas dalam menjalani kegiatan ibadah. Ibadah tidak hanya dilakukan ketika dalam keadaan senang ataupun mendapat rezeki. Ketaatan beribadah dalam beragama harus dilakukan secara istiqamah walaupun sedang mengalami kesusahan. “Ini lagi-lagi menegaskan bahwa ketaatan sebagai buah takwa itu tidak berbatas ruang dan waktu,” ucap beliau.
Di akhir kajian, ia mengajak kaum muslim untuk tidak berlebih-lebihan dalam menghadapi berbagai situasi. ”Agama kita melarang kita berlebih-lebihan, ini juga menjadi pagar yang lain. Di satu sisi kita diminta untuk bertakwa kapanpun di mana pun, tapi di sisi lain kita tidak diminta untuk berlebih lebihan,” tutupnya. (AGM/ESP)