Sungai, Masa Depan Energi Terbarukan di Indonesia
Kegiatan Coffee Morning Lecture perdana yang diselenggarakan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) mengangkat tema “Prospek dan Tantangan Penerapan Hydropower di Indonesia”. Acara yang berlangsung pada Kamis (02/03) di Ruang IRC Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII itu menghadirkan Ir. Eman Surahman, M.Tech, M.Eng. Ia adalah alumni Teknik Sipil UII (1986-1980) yang juga bekerja sebagai Direktur di PT. Waskita Sangir Energi.
Dekan FTSP UII, Dr. Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI. dalam sambutannya mengatakan, “Tujuan diadakannya event Coffee Morning Lecture adalah ingin mengubah sudut pandang bahwa berbincang-bincang tentang pengetahuan dan memproduksi pengetahuan itu tetap harus berjalan karena itu memang tugas utama dari perguruan tinggi. Akan tetapi, membumikan pada konteks dan problem yang ada di masyarakat itu menjadi kewajiban yang harus kita lakukan”.
Kegiatan ini juga bukan hanya untuk mahasiswa saja, tetapi juga untuk masyarakat umum. Sehingga, topik pembicaraan yang akan dibahas juga meliputi topik-topik yang mempunyai potensi untuk diperbincangkan di kalangan masyarakat umum.
Sementara itu, Ir. Surahman dalam paparannya mengatakan, “Saya pengagum matematika dan fisika, untuk itu Newton adalah merupakan orang kedua yang terhebat di dunia ini setelah Nabi Muhammad SAW, sehingga saya salah kalau saya tidak belajar Al-Quran. Di sinilah saya mengatakan bahwa nawaitu di UII inilah saya belajar banyak, sehingga mudah-mudahan ini bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa untuk selalu mengutamakan ngaji. Ngaji itu dalam arti membaca dan mempelajari Al-Quran.
Dalam paparan materinya, ia menegaskan bahwa hydropower adalah integrated study. Potensi hydropower yang dimiliki Indonesia dapat berubah menjadi energi listrik apabila dapat menggabungkan dua portofolio debit dan beda ketinggiannya.
“Setuju atau tidak setuju itu adalah suatu keadaan. Suka atau tidak suka di situlah kondisinya. Kita memiliki sumber daya energi yang luar biasa, tapi kita kurang atau belum mampu untuk mengeksplorasi satu pembangkitan tersebut,” imbuhnya.
Ia berharap semoga dengan adanya hydropower ini dapat menjadi cikal bakal untuk pemikiran berikutnya di kampus UII. “Saya yakini dengan keberadaan kita ngumpul di sini, UII bisa menginisialisasi, menggabungkan, dan mengintegrasikan antara universitas satu dengan yang lain untuk membangun Indonesia Hydro Power Design Institute,” ungkapnya.
Senada, Shakti Rahadiansyah, S.T., MSc., dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) memaparkan materi tentang potensi air sungai yang ada di Indonesia. Ia berpendapat bahwa potensi sungai di Serayu Opak bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik baik itu mikro maupun skala besar.
Terakhir, pembahasan hydropower ini diperkuat lagi oleh pendapat salah satu peserta, Adam Rus Nugroho, S.T., M.T. Ph.D. yang juga dosen Teknik Lingkungan UII. “Kita mungkin membangun banyak fasilitas bangunan air untuk kebutuhan manusia, tapi kita tidak boleh lupa bahwa air itu tidak hanya digunakan untuk manusia. Air itu juga diperlukan untuk hewan, tumbuhan, dan ekosistem. Jadi, agar tetap ada keberlanjutan, air ini perlu dijaga ketersediaannya di alam”, pungkasnya. (A/ESP)