Simak Tips Menyusun Berkas Lamaran Kerja Semenarik Mungkin

Ketika hendak melamar pekerjaan, para jobseeker tentunya akan disibukkan dengan mengurus berkas-berkas persyaratan yang dibutuhkan oleh penyedia lowongan. Beberapa hal yang tak boleh luput dari perhatian adalah membuat surat lamaran, curriculum vitae (CV) hingga portofolio. Akan tetapi bagaimana agar berkas-berkas tersebut terlihat menonjol dan menarik di mata recruiter?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni (DPKA) Universitas Islam Indonesia menggelar Career Training kepada mahasiswa UII pada Jumat (24/12).

Career Training yang digelar secara daring tersebut digelar guna memberikan pelatihan intensif kepada mahasiswa yang hadir. Dian Ayu Amalia, S.Psi., M.Psi., Psikolog yang berperan sebagai pemateri pertama pada sesi pagi hari menjelaskan curriculum vitae (CV) merupakan salah satu dokumen penting yang perlu disiapkan baik untuk melamar kerja, magang, beasiswa, bahkan mengajukan tender untuk mencari investor. “CV itu dokumen yang berisi keadaan diri dan riwayat hidup yang tentunya berkaitan erat dengan kepentingan kita ke depan untuk melamar kerja dan sebagainya”, jelas Dian.

Variabel utama yang harus tercantum dalam CV dijelaskan Dian meliputi data diri, latar belakang pendidikan yang disusun secara kronologis, mencantumkan prestasi, pengalaman profesional hingga keahlian yang dikuasai. Nah, untuk membuat CV yang lebih menarik dibaca, maka CV harus dibumbui dengan personal statement pada bagian awal CV untuk mendeskripsikan diri. Kita juga bisa mencantumkan informasi yang mendukung mengenai kemampuan atau pencapaian yang pernah diraih selama kuliah.

Selain itu, hindari penggunaan desain yang terlalu ramai serta tidak membagikan informasi pribadi yang tidak relevan di CV. Memberikan informasi palsu, menyalin tempel CV orang lain hingga penulisan yang typo juga tentunya tidak disarankan. “Para HRD itu dimudahkan dengan Applicant Tracking System (ATS). Jadi kalau CV kalian ada typo maka otomatis dianggap gugur oleh sistem ATS,” terang Dian.

Kemudian pada kesempatan yang sama, Yulindyah Widyastika S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku pemateri kedua pada Career Training DPKA UII menjelaskan mengenai proses pembuatan surat lamaran dan e-portfolio. Baginya, surat lamaran atau cover letter adalah selayang pandang yang bisa mengantar recruiter tertarik lebih lanjut melihat CV kita. Dalam membuat surat lamaran, job seeker juga dituntut untuk menampilkan diri mereka secara otentik dalam sebuah tulisan.

Surat lamaran harus memenuhi unsur-unsur seperti pembuka, isi dan penutup. Bagian pembuka dalam surat lamaran disebut Yuli biasanya diisi dengan informasi di mana kita melihat informasi lowongan. Selanjutnya pada bagian isi, kita bisa mencantumkan informasi diri secara singkat dan padat termasuk keahlian yang kita punya dan diakhiri dengan salam hangat penutup cover letter.

Lebih lanjut, Yuli mencontohkan mengenai penyusunan e-portofolio yang bisa digunakan pada platform sosial media. “Di era digital maka e-portofolio menjadi hal yang umum digunakan dalam dunia kerja karena dianggap lebih mudah dan praktis penggunaannya,” terangnya. Dalam menyusun e-portofolio, kita perlu memperhatikan dan memilih proyek terbaik yang kita miliki. Kita bisa merekomendasikan klien untuk memberikan ulasan terbaik selain juga kita menunjukkan partisipasi kita dalam proyek tersebut.

Kemudian dalam membuat e-portofolio kita bisa memaksimalkan  media sosial Linkedin untuk membangun personal branding dan menuliskan pengalaman progresif kita di sana. Pastikan kita juga membuat situs website dengan domain yang sederhana dan profesional. Selain itu, template desain juga perlu disesuaikan dengan profesi atau passion kita. (IAA/ESP)