Riset Senyawa Turunan Xanton Untuk Antikanker Paru
Tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) tengah meneliti potensi senyawa turunan xanton sebagai bahan pengembangan obat antikanker paru. Ketiga mahasiswa tersebut yaitu Muhammad Kurnia Akbari (Kimia 2016), Eka Zunita Pratiwi (Kimia 2016), dan Dwiki Anggara Putra (Pendidikan Dokter 2017) tergabung dalam tim PKM-Penelitian Eksakta (PKM-PE). Penelitian mereka yang dibimbing oleh Dhina Fitriastuti, M.Sc juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan merawat kesehatan paru-paru.
Disampaikan Dwiki Anggara Putra, “Kita sering lupa mengenakan masker saat berkendara, padahal di jalanan terdapat banyak debu dan gas dari knalpot yang berbahaya terhadap kesehatan paru-paru kita. Kebiasaan merokok juga menjadi penyebab paling utama kanker paru-paru, pasalnya di dalam rokok dan asapnya mengandung berbagai senyawa kimia yang berbahaya bagi paru-paru.”
Ditambahkannya bahwa pada tahun 2014, kanker paru-paru menjadi penyakit kanker yang menempati urutan pertama di Indonesia dan telah membunuh sebanyak 35.185 orang dengan persentase 21,8% dari total penderita kanker di Indonesia. Menurut WHO (2014) faktor utama penyebab kanker paru adalah rokok. Yakni perokok aktif sebesar 80%, sedangkan perokok pasif 20%-30%. Faktor lain seperti polusi udara, paparan radon, genetik, dan lingkungan.
“Dari permasalahan tersebut, kami mengkaji senyawa turunan yang dapat dikembangkan sebagai obat yang lebih efisien dan murah untuk pengobatan kanker paru-paru. Kami menemukan bahwa terdapat aktivitas antikanker pada senyawa metabolit sekunder pada tanaman kelompok Garcinia sp. yaitu senyawa xanton”, ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa senyawa xanton yang disintesis merupakan kelompok C-prenilasi yang memiliki aktivitas antikanker paru terbaik. Penilitian yang telah dilakukan selama 4 bulan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat dalam pengobatan kanker paru di Indonesia. “Kami akan selalu berusaha untuk berkarya lebih banyak dalam membantu masyarakat agar permasalahan kesehatan dapat semakin berkurang”, pungkasnya.