Resep Jitu Hadapi Wawancara Kerja Yang Kompetitif
Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (HMTL FTSP UII) mengadakan acara “Alumni Talk” yang dilaksanakan melalui live Instagram pada Jumat (14/1). Acara bertema “How to Ace Competitive Job Interview” ini menghadirkan narasumber Andi Wim Ansharullah, Quality Excellence & Hess Manager di PT. Environesia Global Saraya. Ia juga merupakan alumni Teknik Lingkungan UII angkatan 2011. Alumni Talk ini membahas berbagai tips dan pengalaman mengenai apa saja yang dapat dipersiapkan para mahasiswa dalam menghadapi interview di dunia kerja nanti.
Andi Wim Ansharullah menuturkan, bahwa interview adalah tahap yang sangat penting dalam melamar pekerjaan. Tahap ini cukup menegangkan dan pastinya tidak mudah bagi beberapa orang. Ketika interview, kita diminta untuk menjawab, menjelaskan kemampuan, kelebihan dan kekurangan dengan jelas, padat, dan akurat.
Dalam menjawab berbagai pertanyaan interview, sebagian orang pasti merasakan gugup dan cemas. Hal ini akan berpengaruh kepada mental dan juga hasil dari interview yang dilaksanakan. “Jika menjawab pertanyaan interview dengan gugup pastinya akan berbeda hasilnya dibandingkan dengan menjawab interview dengan rasa penuh percaya diri”, jelasnya.
Selanjutnya, ia menambahkan bahwa attitude adalah poin terpenting dalam tahap interview. Karena pada tahap ini, cara menjawab dan juga sikap perilaku sangatlah diperhatikan oleh pewawancara. “Sikap selama proses wawancara berlangsung hingga wawancara berakhir haruslah sopan agar memberikan kesan positif kepada perusahaan”, pesannya.
Ia berpesan agar mahasiswa lebih percaya diri, lebih memahami diri sendiri, tujuan, dan langkah apa saja yang akan dilakukan sehingga berhasil nantinya dalam tahap interview.
Menurut Andi, mahasiswa perlu memiliki IPK yang baik. Di samping itu, meningkatkan skill dan menentukan tujuan agar lebih terarah, seperti mengikuti organisasi di dalam kampus maupun di luar kampus juga tidak kalah pentingnya.
Organisasi ibarat contoh kecil perusahaan yang nantinya ilmu yang didapat dari organisasi ini dapat diimplementasikan di perusahaan yang lebih besar. Layaknya organisasi, di dalam perusahaan kita akan bekerja dalam tim, bukan individu. Mengikuti organisasi, juga akan mengasah softskill dan juga memperluas koneksi relasi yang pastinya akan sangat berguna pada dunia kerja nanti.
Di akhir sesi, ia kembali menegaskan diperlukan pribadi dengan perilaku baik, positif serta percaya diri dengan selalu meningkatkan skill dan juga memperbanyak pengalaman organisasi. Resep tersebut diyakini akan berpengaruh positif dalam setiap interview kerja nantinya. Ia juga menuturkan bahwasannya usaha yang kita lakukan akan berbanding lurus dengan hasil yang kita dapatkan. (AMA/ESP)