Relawan Kesehatan Berperan Tingkatkan Kesehatan di Pondok Pesantren
Pondok pesantren (ponpes) sebagai lembaga tempat menuntut ilmu menjadi sarana berkumpulnya para santri dari berbagai daerah. Sayangnya, lingkungan ponpes seringkali dihadapkan pada masalah kesehatan dan fasilitas yang kurang memadai. Hal ini berdampak munculnya berbagai penyakit infeksi menular, terutama penyakit skabies. Masalah ini mendapat sorotan dari sivitas akademika UII. Mereka berupaya menggerakkan peran relawan kesehatan di lingkungan ponpes (RESKESTREN) untuk meningkatkan taraf kesehatan para santri di sana.
Sebagaimana disampaikan dr. Farida Juliantina Rachmawaty, salah seorang peneliti UII yang menginisiasi pemberdayaan relawan kesehatan ponpes. Bersama dua orang rekannya, ia terjun ke dua pondok pesantren yang berlokasi di Kabupaten Sleman dan Bantul, DIY untuk melatih reskestren. Sebelum dibentuk relawan, upaya pengobatan terlebih dahulu ditempuh guna sedikit meredakan gangguan kesehatan yang dialami santri.
“Penyakit seperti skabies (gudig), konjungtivitis, kutu rambut, diare, dan lain sebagainya sering muncul karena perilaku hidup yang tidak sehat. Kita ingin agar reskestren berperan maksimal meningkatkan derajat kesehatan santri di pondok pesantren dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif”, ujarnya di kampus terpadu UII pada Kamis (11/10).
Ia pun kemudian membentuk relawan kesehatan pondok pesantren di kedua ponpes tersebut. Relawan dipilih masing-masing 2 santri di setiap kamar dengan kisaran usia 15-17 tahun. Mereka diberikan tanggung jawab menjaga kesehatan seluruh anggota kamarnya. Salah satu tugas penting adalah rajin mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada para santri.
Sebelum memberikan tugas, ia terlebih dulu menyusun modul sederhana yang berisi materi PHBS, ilmu P3K, penyakit scabies dan pengenalan obat-obat sederhana. Modul tersebut kemudian disampaikan secara intensif dan interaktif agar relawan terampil dalam memberikan upaya preventif dan promotif kepada warga pesantren lainnya.
“Upaya pengobatan yang optimal perlu diikuti dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta upaya promotif berkesinambungan yang digalakkan oleh RESKESTREN. Kami berharap langkah kecil ini dapat mewujudkan lingkungan pesantren yang sehat nantinya”, pungkasnya.