Rektor UII Ungkap Rahasia Sukses Karena Doa Ibunda
Menyambut bulan suci Ramadhan 1441 H, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Korwil DIY bersama dengan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) DIY menyelenggarakan kuliah sore alternatif. Acara bertema Doa, Usaha, dan Kunci Kesuksesan pada Sabtu (2/5) itu menghadirkan pemateri Prof. Fathul Wahid, Ph.D (Rektor UII), Prof. Dr. Siti Zuhro (presidium majelis nasional KAHMI), Prof. Dr. Suyanto (Dirjen Dikdasmen Kemendikbud), dan Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA (Ketua Forum Rektor Indonesia 2015-2016).
Dalam kesempatannya Fathul menceritakan pengalaman pribadinya mengenai kekuatan dari doa ibu. “Doa orang tua itu luar biasa saya saksi hidupnya. Tahun 1992 saya lulus SMA kemudian ingin melanjutkan kuliah di ITB Bandung. Pada waktu itu saya mempunyai tiga pilihan di UMPTN dan ibu saya mengatakan untuk jangan jauh-jauh dari ibu serta meminta untuk di Jogja saja.”, kenangnya.
“Alhamdulillah akhirnya dikabulkan doa ibu saya yakni saya diterima di pilihan ketiga untuk kuliah di Jogja sedangkan dua pilihan lainnya berada di Bandung. Kemudian saya tidak berputus asa untuk meminta restu ke ibu untuk dapat belajar ke Bandung. Alhamdulillah ibu merestui sehingga saya dapat diterima di ITB Bandung pada tahun 1993 meski saya ikut ujian tanpa belajar. Jadi saya termasuk yang percaya bahwa doa ibu merupakan doa yang luar biasa penting”, ungkapnya.
Fathul juga menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi guru semasa sekolah dasarnya tahun lalu di Jepara dimana beliau menceritakan bahwa ibu dari Rektor UII ini berkeinginan anaknya untuk menjadi seorang rektor. “Saya baru tahu ini tahun lalu. Saya menjadi rektor ini karena doa ibu dan sebetulnya tidak ada yang istimewa tanpa doa ibu saya”, imbuhnya lagi.
Rektor UII ini juga menjelaskan mengenai pentingnya ikhtiar. “Jadi yang namanya ikhtiar itu harus yang terbaik kalau belum terbaik itu namanya belum ikhtiar. Setiap pilihan terbaik insyaallah hasilnya terbaik”, pesannya.
Walau telah menjadi Rektor, Fathul mengungkapkan bahwa jabatan rektor itu sebenarnya bukanlah suatu kesuksesan. “Menjadi Rektor itu sebenarnya tidak sukses jika masih membuat orang lain bermasalah dan jika tidak memberikan manfaat”, ujarnya.
Fathul menutup kajiannya dengan mengatakan bahwa definisi sukses yakni dapat bermanfaat bagi orang lain. “Definisi sukses yang saya anut sampai saat ini ini wejangan dari guru ngaji di kampung saya dulu sukses Itu adalah ketika kita bermanfaat dalam kondisi apapun.” pungkasnya. (DRD/ESP)