Ramadan yang Diberkahi
Kata Ramadan muncul hanya sekali dalam Al-Qur’an dan satun-satunya bulan yang disebut di dalam Al-Qur’an. Penyebutan Ramadan dikaitkan dengan turunnya panduan hidup umat manusia: Al-Qur’an (QS Al-Baqarah 2:185). Dalam ayat tersebut sangat jelas tertulis bahwa Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan pembeda antara yang benar (hak) dan salah (batil).
Karena keberkahan Ramadan, apa yang di luar bulan ini halal dilakukan (seperti makan dan minum), menjadi haram, sebagai tanda takzim kita kepadanya. Ketika bulan ini tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu (HR Al-Bukhari dan Muslim, Riyadl Ash-Shalihin 1220).
Bukti bahwa Ramadan diberkahi sangat banyak. Berikut beberapa di antaranya.
Ramadan merupakan penghapus dosa dalam satu tahun, selama dosa besar tidak dilakukan (HR Muslim, Riyadl Ash-Shalihin 1149). Tentu ini dengan menjalankan kewajiban muslim selama bulan Ramadan.
Hadis lain bahkan menyebut bahwa muslim yang berpuasa dengan penuh keimanan dan pengharapan penuh kepada rida Allah, maka semua dosa sebelumnya diampuni (HR Muslim, Riyadl Ash-Shalihin 1188).
Banyak amalan yang secara tegas disebut dalam hadis ketika dilakuka di bulan Ramadan akan dilipatgandakan pahalanya. Umrah yang dijalankan pada bulan Ramadan, misalnya, setara dengan haji. Bahkan dalam matan hadis lain, setara dengan menjalankan haji bersama Rasulullah (HR Al-Bukhari dan Muslim, Riyadlu Ash-Sholihin 1278).
Sedekah terbaik pun, kata Rasulullah, adalah yang dilaksanakan ketika Ramadan (Jami’ At-Tirmidzi 663). Tentu ini bukan terakhir kita mengumpulkan semua sedekah ketika berjumpa Ramadan. Apakah ada yang bisa menjamin bahwa umur kita sampai Ramadan mendatang? Prinsip beramal baik tetapi harus disegerakan dan diistikamahkan.
Belum lagi, satu malam istimewa dalam Ramadan, laulatu al-qadr dinyatakan oleh Allah lebih baik dibandingkan dengan 1000 bulan atau sekitar 83 tahun (QS Al-Qadr 97:3). Sungguh beruntung para pemburu malam ini dan mengisinya dengan amalan terbaik.
Saking istimewanya, Allah mengatakan bahwa puasa di bulan Ramadan merepresentasikan hubungan yang sangat personal antara Allah dan hambaNya. “Puasa adalah untukKu dan Aku yang akan mengganjarnya”, kata Allah (HR Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari 7538).
Jika kita, sekali lagi, berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharap penuh rida Allah, siap-siap dengan kejutan yang akan diberikan oleh Allah. Allah Maha Pemurah, karenanya selalu berbaik sangka kepadaNya. Allah akan mengikuti persangkaan hambaNya (HR Al-Bukhari, Sahih Al-Bukhari 7505).
Semoga Allah memudahkan kita mengisi Ramadan yang diberkahi ini dengan amalan terbaik. Semoga Allah mempertemukan kita semua dengan Ramadan tahun depan.
Disampaikan dalam pembukaan Pesantren Ramadan Universitas Islam Indonesia pada 8 Mei 2020.