Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19
Bulan Ramadan adalah bulan yang mulia. Setiap manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan, dan kembali memantapkan niat berada di jalan yang lurus dengan beribadah semata-mata mengharap ridho-Nya. Jika ibadah yang kita jalankan diterima oleh Allah SWT, niscaya kita akan meraih kemenangan.
Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (PAI FIAI UII) mengadakan Kajian Ramadan bertajuk Langkah Sukses menjalani Bulan Suci Ramadan di tengah Pandemi Covid -19. Kajian ini diselenggarakan mulai hari Senin (27/4), melalui platform daring dan secara rutin akan digelar setiap hari Senin dan Kamis.
Pada kajian kali ini menghadirkan narasumber Dosen Program Studi PAI FIAI UII, M. Nurul Ikhsan Saleh, S.Pd.I., M.Ed. dengan tema meningkatkan iman dan taqwa dalam menjalankan ibadah puasa di tengah Wabah Pandemi Covid-19.
Disampaikan Nurul Ikhsan selain menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, kita juga harus menghindari prilaku-prilaku dan perbuatan yang dapat mengurangi pahala berpuasa. Menurutnya berpuasa bukan hanya bersifat lahiriyah seperti menahan lapar dan haus, tetapi juga harus bersifat batiniyah seperti menahan diri dari perbuatan tercela.
Disamping itu Nurul Ikhsan menjelaskan kunci sukses dalam berpuasa di bulan Ramadan. Pertama adalah semangat dalam beribadah. Kedua, tolong menolong. “Di tengah pandemi Covid-19 banyak di sekeliling kita yang membutuhkan bantuan, dengan memberikan sebagian dari harta kita dapat membantu meringankan beban mereka,” ungkapnya.
Ketiga, lanjut Nurul Ikhsan, melakukan isolasi diri dengan beribadah di rumah. Sebagai umat beragama pandemi Covid-19 justru menjadi peluang mendulang berbagai amal utama, tidak hanya ibadah kepada Allah tetapi juga kebaikan terhadap sesama manusia.
Keempat, bertawakkal kepada Allah dan perbanyak bertaubat. “Hendaknya kita mengetahui secara yakin bahwa tidak ada yang berbuat dalam alam wujud ini kecuali Allah, dan bahwa setiap yang ada baik mahluk maupun rizki, pemberian atau pelarangan, bahaya atau manfaat, kemiskinan atau kekayaan, sakit atau sehat, hidup atau mati dan segala hal yang disebut sebagai sesuatu yang maujud (ada), semuanya itu adalah dari Allah,” paparnya. (HA/RS)