Public Speaking, Modal Dasar dalam Pengembangan Karier
Keterampilan dalam public speaking memainkan peran utama dalam berbagai aspek di kehidupan baik pendidikan, pekerjaan, bisnis bahkan hingga pemerintahan. Hal ini disampaikan Dian Ayu Amelia S.Psi., M.Psi., Psikolog dalam acara bertajuk Up-Skill for New Career Basic Training pada Jumat (26/3). Acara yang digelar oleh Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni (DPKA) Universitas Islam Indonesia (UII) ini merupakan salah satu dari rangkaian pelatihan yang digelar dalam rangka menyemarakkan UII Integrated Career Days 2021.
Pelatihan virtual yang diselenggarakan secara fullday ini berhasil menarik antusiasme peserta pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menguasai kemampuan public speaking. Hal ini bisa dipahami karena titik mula kesuksesan seseorang diawali dengan kemampuannya menjadi good listener dan good speaker.
Selain itu, Dian Ayu juga menjelaskan bahwa tuntutan profesi dan perkembangan teknologi membuat kita perlu untuk belajar menyampaikan pesan secara efektif. “Segala bentuk pekerjaan pada akhirnya akan menuntut kita untuk menjadi seorang yang good speaker. Jadi, punya kemampuan ini tentunya dapat menambah benefit kita ya dalam pengembangan karier,” tuturnya.
Dian Ayu memaparkan tiga faktor pembentuk yang bisa membuat seseorang menjadi good speaker. Faktor tersebut yakni kemampuan lahiriah (bakat), lingkungan yang saling mendukung, dan keberanian untuk terus melakukan latihan secara kontinu. “Mungkin di dunia ini hanya sebagian kecil saja yang memang di anugerahi kemampuan atau bakat-bakat menjadi good speaker. Selebihnya, mereka berhasil karena dibentuk oleh latihan dan lingkungan,” jelas Dian Ayu.
Lebih lanjut, Dian Ayu juga memahami kendala-kendala yang biasanya dihadapi oleh mahasiswa maupun lulusan baru dalam menguasai mengatasi public speaking. Menurutnya, kendala-kendala seperti gugup, tidak kompeten, lupa materi merupakan gejala umum yang terjadi karena kurangnya kesiapan diri dan tidak dibekali latihan secara rutin. Untuk itu, Dian Ayu kemudian menawarkan kiat-kiat yang bisa dilakukan, di antaranya adalah mempersiapkan diri dan rutin latihan, kemudian melakukan kegiatan fisik sebelum tampil, hingga melatih mental dan percaya diri sehingga demam panggung di anggap sebagai hal yang sebenarnya wajar dan tidak lagi menakutkan.
Selepas rehat, DPKA UII juga mengundang Yulindyah Widyastika S. Psi., M. Psi., Psikolog sebagai mentor selanjutnya membahas hal-hal yang lebih teknis berkaitan dengan kemampuan Public Speaking. Pada persiapan misalnya, Widyastika menjelaskan detail-detail mengenai persiapan-persiapan yang dibutuhkan oleh seorang public speaker sebelum tampil. Di antaranya yaitu penampilan diri yang dimulai dari pakaian yang harus menyesuaikan dengan tema acara, riasan wajah, gaya rambut, bahkan gigi yang justru menjadi faktor yang tak bisa di abaikan dalam menarik minat audience.
Widyastika juga menyebutkan pentingnya ‘Figure Control’ ketika menampilkan materi yang sedang dijelaskan. Hal ini berisi detail-detail mengenai variasi suara, ekspresi wajah, kontak mata hingga bahasa tubuh yang digunakan. “Jam terbang sebenarnya penting sekali ya teman-teman. Jadi kemampuan kalian dalam menarik minat audiens itu ditentukan di sini. Kalian bisa dapat atensi dengan membuat mereka amaze dengan penampilan kalian,” ungkapnya.
Dalam merebut perhatian penonton, Widyastika juga menekankan beberapa faktor seperti kerapian penampilan. Kemudian datang tepat waktu agar penonton tidak perlu menunggu, serta mengemukakan sasaran dan manfaat yang diperoleh audiens pada awal penampilan dengan pemilahan kata yang efektif. “Public Speaking juga berkaitan dengan hal-hal yang non-verbal. Artinya, ketika kalian tampil dengan keadaan yang kurang ‘good looking’, maka kalian tidak bisa meyakinkan peserta kalau kalian pemateri yang sedang dicari,” tegas Widyastika. (IAA/RS)