PSG UII Berikan Edukasi MPASI dan Sadar Stunting di Purbayan

Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan aksi nyata penanganan isu stunting pada anak melalui program pengabdian masyarakat pada Sabtu (16/11) di Kelurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Dalam kegiatan yang berlangsung sepanjang hari ini, para ibu dari 15 RW di Kelurahan Purbayan difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan terkait pembuatan MPASI (Makanan Pendukung ASI). Selain itu, PSG juga mengundang lurah, tenaga kesehatan, kader posyandu, pihak puskesmas, dan remaja dalam sesi Pelatihan Sadar Stunting.

Dari pihak UII, hadir dari Pusat Studi Gender UII, dr. Riana Rahmawati M. Kes, Ph.D., dokter spesialis anak UII, dr. Emi Azmi Choironi, M. Sc., Sp.A., dan Elyza Gustri Wahyuni., ST., M.Cs. yang merupakan dosen Program Studi Hubungan Internasional UII yang juga aktif di PSG UII.

“Kita melakukan penguatan peran ibu dalam pencegahan stunting karea stunting bukan tiba-tiba ya, jadi karena prosesnya panjang sehingga harian efeknya itu berkembang. Jadi nanti ada semacam edukasi, buku resep akan dibagikan juga terus ada demo, demo pembuatan makanan sehat untuk anak,” jelas dr. Riana dalam sesi wawancara sebelum acara dimulai.

Ia juga mengharapkan para ibu dapat menerapkan pengetahuan yang telah mereka dapatkan. Ini akan mempermudah para kader posyandu untuk memantau pertambahan dan penurunan berat badan balita.

Riana memaparkan bahwa Purbayan termasuk dalam lokus penderita stunting terbanyak berdasarkan data pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2020 yang kemudian jumlahnya terus menurun hingga aksi ini dilakukan.

Hal senada diungkapkan Lurah Purbayan, Komariatul Hasanah terkait. “Memang tinggi, kita juga mendapat bantuan dari beberapa, ada program B2SA dari dinas pertanian dan pangan provinsi, ini juga dari UII,” ujarnya.

Dari data terakhir kelurahannya, B2SA pemerintah menargetkan 50 penerima dengan 11 orang diantaranya terindikasi positif stunting. “Ibu-ibu terkait dengan gizi anak mereka kan memang suatu hal yang kita terlibat nggih. Karena saya juga punya anak, ibu-ibu juga barangkali setiap hari menyiapkan,” papar dr. Riana dalam sambutan pembuatan MPASI untuk anak 3 tahun kebawah di sesi pagi.

Riana menggaris bawahi bahwa makanan yang disiapkan menjadi bentuk ikhtiar masing-masing ibu untuk tumbuh kembang anaknya di masa depan.

Selanjutnya di sesi kedua, Elyza Gustri Wahyuni bersama dr. Emi Azmi Choironi memandu para remaja dan kader posyandu remaja (PIK-R) untuk terlibat aktif mencegah stunting. Setelah mengikuti materi terkait berat badan ideal dan ciri-ciri stunting, mereka mengikuti workshop pembuatan poster digital melalui media sosial untuk mengkampanyekan pola hidup sehat. Aksi ini diharapkan mampu menjangkau generasi-z yang memiliki pengetahuan lebih tentang teknologi dan perkembangannya.

Kedua program yang melibatkan peran berbeda strata masyarakat menjadi penting bagi PSG UII. Dengan tindakan promotif serta preventif, dampak negatif stunting yang tidak hanya terbatas pada terhambatnya pertumbuhan fisik anak di masa kecil, tetapi juga penurunan kualitas generasi muda di masa mendatang dapat dicegah. (MNDH/AHR/RS)