Program Studi HI Adakan Introducory Academic Program
Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (HI UII) menyelenggarakan acara pengenalan program dan tata cara kepenulisan akademik bertajuk “Introductory Academic Program”. Pengenalan yang diselenggarakan di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito Lt.1 pada Sabtu (15/9), diikuti seluruh 202 mahasiswa baru angkatan 2018, terdiri dari 181 mahasiswa program reguler dan 21 mahasiswa international program.
Disampaikan Ketua Program Studi HI UII, Irawan Jati, S.IP., M.Hum., MSS., berpikir secara kritis adalah hal yang penting, mengingat tidak semua informasi yang beredar adalah informasi yang benar. Menurutnya ada 5 langkah berpikir kritis yaitu Curiosity atau rasa ingin tahu.
“Rasa ingin tahu merupakan suatu awal dari sebuah pencarian kebenaran dari sebuah informasi. Apabila muncul rasa ingin tahu dan rasa tertarik, maka secara langsung kita akan mencari tahu lebih dalam mengenai hal atau informasi tersebut,” tuturnya.
Langkah selanjutnya menurut Irawan Jati adalah Skepticism atau timbulnya pemikiran kurang percaya atau ragu-ragu terhadap suatu informasi yang kita daparkan dari langkah sebelumnya. Sehingga kita terus mencari informasi mengenai hal itu dan membandingkannya dengan informasi atau fakta lain dengan pemikiran yang Rasional. Pada tahap itu disebut Rationality atau berpikir secara rasional.
”Selanjutnya yaitu Creativity atau Kreativitas kita untuk memahami sesuatu informasi yang telah dibandingkan dan diselaraskan dengan fakta yang ada. Selanjutnya yaitu Empathy atau mengidentifikasikan dirinya dengan pikiran atau informasi tersebut,” Paparnya.
Sementara disampaikan Sekretaris Program Studi Hubungan Internasional, Internasional Program Karina Utami Dewi, S.IP., M.A., cara yang bisa diterapkan apabila hendak membaca materi dalam jumlah yang banyak yaitu dengan Skimming.
“Cara membaca dengan Skimming yaitu dengan melihat judul bab atau sub-bab tertentu, lalu membaca beberapa kata dalam suatu paragrap dan menemukan beberapa kata kunci dari paragraph tersebut.
Menurut Karina, Skimming ini membantu untuk mempersiapkan kita dalam menerima informasi yang nantinya akan kita terima.
”Setelah selesai melakukan skimming, yang harus dilakukan adalah mengulanginya dari awal. Mengulangi dari awal membaca bahan bacaan akan semakin mudah dilakukan setelah proses skimming selesai, karena di dalam otak kita, sudah mempunyai sebuah ruang untuk menyimpan informasi tersebut,” Jelas Karina.
Selain itu salah satu dosen Program Studi HI UII, Geradi Yudhistira, S.Sos., M.A memaparkan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan saat hendak menulis. Yaitu Analisis, Rencana, Baca dan membuat catatan, Draft, dan Referensi. “Sebelum memulai untuk menulis suatu hal, baik itu sebuah karya ilmiah atau sebuah opini, Yang harus dilakukan pertama kali adalah analisis sebuah kasus yang akan ditulis.
“Setelah menganalisis kasus tersebut, rencanakan hal apa yang akan kita tulis. Misalnya merencanakan sudut pandang apa yang akan digunakan, atau dari segi apa kita akan mengulas sebuah studi kasus,” ungkapnya.
Setelah itu menurut Geradi, mencari fakta-fakta atau informasi yang relevan dengan kasus tersebut, lalu membuat catatan singkat mengenai informasi tersebut yang nantinya akan memudahkan dalam menulis.
”Buatlah draft, draft disini adalah sebuah rancangan tulisan yang akan dibuat. Setelah itu, carilah referensi. Referensi disini sangat penting karena dalam menulis kita tidak bisa memasukkan semua hal yang ada dipikiran kita. Melainkan harus menuliskan sebuah fakta yang telah teruji kebenarannya. Referensi ini juga nantinya akan menghindarkan tulisan dari plagiarisme,” jelas Geradi.
Sementara pada persoalan integritas akademik dijelaskan secara mendalam oleh Hangga Fathana, S.IP., B.Int.St., M.A. yang juga dosen Program Studi HI UII. Menurutnya integritas akademik sangatlah penting karena menghilangkan ketidakadilan di antara mahasiswa, menjadi sebuah dasar dari gelar sarjana yang nantinya akan diterima, membangun karakter moral dan juga mempersiapkan mahasiswa untuk tuntutan di kehidupan kedepannya dan tuntutan pekerjaan yang membutuhkan sebuah integritas.
Menurut Hangga Fathana hal mendasar yang bisa dilakukan oleh mahasiswa yaitu dengan tidak melakukan sebuah plagiarisme. Plagiarisme bisa diartikan sebagai penjiplakan karya orang lain dan seolah menjadikannya karya sendiri.
”Plagiarisme bisa dihindari dengan cara membaca dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai topik yang akan ditulis, lalu memparafrase informasi tersebut menjadi suatu kalimat yang berbeda namun mempunyai maksud yang sama. Setelah itu tidak lupa untuk memberikan daftar pustaka dari setiap sumber yang telah dibaca,” paparnya. (RRA/RS)