,

Program Community Development Tingkatkan Ekonomi Warga Gunungkidul

Keberhasilan pembangunan masyarakat tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah namun juga elemen masyarakat lainnya. Seperti halnya yang dilakukan Universitas Islam Indonesia (UII) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bina Swadaya. Kedua institusi ini dipercaya oleh Tim Alternative International Development Cooperation Team Sungkonghoe University (AIDCT SKHU) menjalankan program pemberdayaan masyarakat yang ada di Yogyakarta. Dengan dukungan Korean International Cooperation Agency (KOICA), mereka membantu pemberdayaan 6 dusun mitra di antaranya Dusun Bandungan, Dusun Banjaran, Dusun Batusari, Dusun Sengir, Dusun Kepil, dan Dusun Ngelosari.

Tahun 2017 menjadi penanda kerjasama yang telah terjalin selama lima tahun yang mana kerjasama ini akan berakhir pada 2018 mendatang. Untuk itu AIDCT SKHU menggelar acara silahturahmi keluarga besar SKHU yang bertempat di Grand Keisha, Yogyakarta pada (8/11) dengan tema “Semangat Melangkah Ke Episode Baru”.

Silaturahmi sebagai pijakan untuk memperkuat jaringan kerjasama dengan menampilkan presentasi perkembangan kelompok-kelompok desa dampingan, pameran foto kegiatan, dan pameran mini produk-produk lokal dari kelompok dampingan.

Disampaikan Prof. Francis Daehoon Lee selaku perwakilan dari AIDC-SKHU, bahwa kerjasama pemberdayaan masyarakat bersama UII dan Bina Swadaya, telah berjalan cukup baik, stabil dan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah lokal. Ia berharap agar keterampilan yang telah diperoleh dan jaringan yang telah terbentuk dapat terus lestari untuk menunjang kesejahteraan masyarakat dalam menjalankan roda aktivitasnya.

Adapun Herman Felani, MA selaku manajer Internasional Program UII menuturkan, “UII sebagai perguruan tinggi mitra berkomitmen untuk melanjutkan program CDIC untuk membangun kemampuan teoritis dan praktis mahasiswa dalam mengembangkan program pembangunan masyarakat, melalui dukungan masyarakat Internasional.”

Sementara itu, R. Haryo A.S selaku koordinator kecamatan Pathuk, Gunung Kidul mengungkapkan akan terus melanjutkan program pemberdayaan ini secara berkesinambungan. Menurutnya, visi one village one product berhasil meningkatkan ekonomi dan mendongkrak taraf hidup masyarakat melalui sektor pertanian dan peternakan.

“Program unggulan Desa Anti Rentenir yang dilatarbelakangi oleh tingginya tingkat perceraian, bangkrutnya warga yang menjual tanah, sehingga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diminta membantu warga desa agar tidak terkena rentenir”, terangnya.

Di bawah prinsip yang sama untuk menjadi teman bagi masyarakat, UII dan SKHU bersama-sama mengembangkan masyarakat melalui potensi yang ada. Ini dimulai dari mencari desa binaan dan melibatkan dosen-dosen UII untuk mengisi pelatihan pemberdayaan masyarakat. Output terakhirnya adalah mendesain mata kuliah Community Development and International Cooperation (CDIC) sebagai pengembangan kurikulum Program Studi Hubungan Internasional (HI) UII. (FEP)