PPAr UII Berkolaborasi dengan SPARC dan SPEAK Wujudkan Permukiman Layak Huni
Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar meeting dan site survey dengan Scalable Processor Architecture (SPARC) dan SPEAK pada Senin (12/08) di Gedung Moh. Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII). SPARC merupakan sebuah organisasi nirlaba di India yang berfokus pada penciptaan suara masyarakat miskin dalam pembangunan kota. Sedangkan SPEAK sebuah organisasi nirlaba Indonesia yang berfokus pada peningkatan kapasitas bagi institusi dan masyarakat.
Kegiatan ini terbagi dalam beberapa rangkaian acara seperti pengenalam tim pada Senin (12/8) di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII. Kemudian dilanjutkan dengan survei lokasi dimana rombongan UII, SPARC, dan SPEAK akan berkunjung ke tepi sungai Winongo, Code, dan Kampung Terban Yogyakarta, serta Bandengan Kendal hingga empat hari kedepan.
Dalam kegiatan ini, PPAr UII menunjukkan proses dan hasil dari advokasi rancang desain yang merupakan program unggulan dari PPAr UII. Konsep yang diterapkan dalam program ini seperti KKN (Kuliah Kerja Nyata), dimana permasalahan masyarakat dalam penataan permukiman kumuh dipecahkan dengan promosi rancang desain sesuai dengan permintaan dan tetap memperhatikan kondisi yang ada agar menciptakan kawasan permukiman yang layak huni.
“Tahun 2022 kami bermitra dengan beberapa kampung di Kota Yogyakarta seperti Terban dan Kotabaru dalam penataan pemukiman. Pada tahun 2023 kami berkesempatan juga untuk bekerjasama dengan komunitas pemuda di Bandengan, Kendal yang mana mereka menghadapi permasalahan besar yaitu sering terjadi banjir rob. Harapannya kami akan terus berkolaborasi dengan berbagai stakeholder dalam penciptaan permukiman yang layak huni untuk semua penduduk ,” terang Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi PPAr UII dalam sambutannya.
Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap agar advokasi rancang desain yang sudah disiapkan mampu memecahkan permasalahan permukiman kumuh yang berimplikasi kualitas kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. “Saya harap advokasi rancang desain yang sudah disiapkan bisa diimplementasikan sehingga tercipta permukiman penduduk yang layak huni, aman, dan sehat,” tutur Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII ini.
Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan advokasi rancang desain untuk permukiman kumuh oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta yang mengusung konsep M3K (Munggah, Mundur, Madep Kali) dan Mahanani (Perumahan dan Permukiman Layak Huni).
“Untuk penataan kawasan kumuh terdiri dari tiga yaitu pemugaran, peremajaan, dan relokasi. Di Kota Yogyakarta untuk tahap pemugaran kami mengambil konsep M3K dan untuk peremajaan dan relokasi dilakukan dengan konsep Mahanani dengan metode konsolidasi lahan,” jelas Sigit Setiawan, ST., M.Eng sebagai Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman DPUPKP Kota Yogyakarta.
Sebagai penutup rangkaian acara pengenalan tim, SPARC dan SPEAK mengenalkan konsep ROOH (Roof Over Our Heads) yang merupakan kampanye dalam mewujudkan rumah yang berketahanan, rendah karbon, terjangkau, dan meningkatkan infrastruktur publik bagi penduduk perkotaan terkhusus untuk masyarakat yang tinggal dan bekerja di sektor informal.
“Kami dari SPARC dan SPEAK tidak hanya ingin permukiman penduduk menjadi layak huni dan aman tetapi bisa tahan terhadap iklim. ROOH merupakan ekspresi rasa aman. Atap masyarakat miskin pada awalnya terbuat dari bahan-bahan dan barang-barang bekas, namun kemudian karena mereka mampu dan memiliki rasa aman, investasi lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan atap yang lebih tahan lama,” tutur salah satu perwakilan SPARC dan SPEAK. (AHR/RS)