,

Pesan Ustadz Hilmi Firdausi kepada Generasi Milenial UII

Milenial identik dengan gawai yang seakan selalu melekat di genggaman tangan. Kecenderungan ini memunculkan fenomena seperti meningkatnya perilaku anti-sosial di kalangan remaja. Sebab setiap orang seakan sibuk dengan dirinya sendiri dan jarang berinteraksi secara nyata dengan orang di sekitarnya. Kecenderungan ini tentunya perlu dikikis agar kehidupan sosial generasi milenial semakin sehat.

Seperti disampaikan Ustadz Hilmi Firdausi dalam acara kajian spesial bertema “Agamanya Milenial: Persepsi Milenial terhadap Islam” yang diadakan pada Sabtu (10/3) di Masjid Ulil Albab UII. Dalam kajiannya, ustadz yang juga aktivis dakwah media sosial ini banyak menyorot perilaku milenial yang membutuhkan nasihat rohani.

“Menuntut ilmu tidak cukup dengan melihat ceramah-ceramah lewat gawai. Karena pada hakikatnya menghadiri pengajian adalah adanya interaksi dengan guru sehingga apabila kita kurang paham maka kita bisa langsung bertanya. Berbeda jika kita hanya mendengar pengajian lewat gawai yang membuat kita kesulitan bertanya langsung sehingga mudah percaya dengan dalil-dalil yang tidak tepat”, jelasnya.

Ia juga mengkritisi kehidupan serba instan, khususnya dalam mencerna informasi. Derasnya arus informasi membuat generasi yang lahir antara tahun 1990’an – 2000’an ini kurang kritis terhadap informasi yang beredar. “Milenial cenderung percaya, tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu. Hal ini tentu berakibat buruk tak hanya bagi diri kita, tetapi juga bagi orang lain”, pesannya.

Untuk itu, ia berpesan kepada segenap jamaah yang sebagian besar milenial, agar selalu kritis terhadap informasi yang beredar. Tidak mudah percaya dan melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum ikut meyebarkannya. Ia kemudian meminta MC membacakan surat Al-Hujurat ayat 6 yang relevan dengan isi pesannya tersebut.

“Ini adalah ayat media sosial. Kita diminta untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum meyebarkan informasi yang kita dapatkan agar tidak merugikan orang lain.” Tegasnya.

Terakhir, ia menghimbau agar gawai menjadi sesuatu yang bermanfaat. Dakwah salah satunya. Seperti membuat video-video singkat. Sebagai contoh Shift yang didirikan oleh Ustadz Hanan Ataki dan yang lainnya. dakwah baginya, tidak hanya dilakukan oleh ustadz tetapi semua bisa berdakwah.

“Sebagai milenial, berdakwalah dengan cara milenial. Yang bisa nulis, buat tulisan yang baik, kemudian sebarkan melalui akun-akun media sosial, yang bisa video, buat video singkat, sederhana yang membuat orang tertarik untuk melihatnya.” pungkasnya. (DD/ESP)