Permainan Interaktif Karya Mahasiswa UII Latih Anak Bersosialisasi
Derasnya arus kemajuan teknologi juga diiringi dengan pertumbuhan jumlah penggunaan gedget di kalangan anak usia dini. Anak-anak lebih senang asyik bermain gadget ketimbang bersosialisasi dengan teman sebayanya. Mereka juga tidak lagi akrab dengan aneka permainan tradisional yang sebenarnya melatih kemampuan bersosialisasi. Kecenderungan anak-anak pada gadget ini dikhawatirkan akan melahirkan kesenjangan antara anak-anak itu sendiri dan lingkungan sosialnya.
Berawal dari kekhawatiran inilah, Mahasiswa Jurusan Teknik Industri UII yang terdiri dari Haryo Prawahandaru, Tasya Pradipta, Ega Adrianto, Muhammad Iqbal Sabit, dan Larasati Dwi Septiyani menciptakan sebuah permainan interaktif multifungsional untuk anak-anak yang diberi nama Jengkal Game.
Kepada Humas UII, Haryo Prawahandaru menuturkan bahwa pada awalnya ia dan timnya resah dengan minimnya interaksi sosial antara anak-anak di masa kini. Kebanyakan anak-anak justru lebih serius dan asyik pada dunia gadgetnya sendiri. “Hal inilah yang kemudian menggugah hati dan pikiran kami untuk bisa memberikan solusi bagi fenomena ini”, ungkapnya.
Haryo menambahkan bahwa game yang dibuat bersama keempat rekannya ini bertujuan mengembalikan interaksi sosial pada anak-anak usia dini, karena interaksi sosial pada usia mereka sangatlah penting. Hal ini untuk mengajarkan dan menyadarkan anak-anak bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri dan hidup manusia tidak akan pernah lepas dari lingkungan sosial di sekitarnya.
Apa itu Jengkal Game?
Dijelaskan Haryo bahwa JENGKAL Game adalah sebuah permainan yang didesain layaknya kotak yang menyimpan berbagai permainan kecil di dalamnya. Jengkal game menggunakan media kayu berbentuk kotak permainan karambol namun di setiap sisinya terdapat laci berisi aneka permainan lain, seperti monopoli, ludo, ular tangga, halma, UNO, dan scrable (permainan menyusun kata-kata).
Ini sangat memudahkan bagi para pemain karena mereka dapat berganti-ganti jenis permainan ketika merasa jenuh dengan satu permainan. Di samping itu, semua jenis permainan Jengkal Game mewajibkan pemainnya untuk bermain bersama-sama karena permainannya bersifat kelompok. Ini akan mendorong anak untuk mencari teman bermain dan bersosialisasi. Sisi plus lainnya dari jengkal game adalah adanya nilai edukasi tinggi kepada para pemainnya, sehingga selain untuk bermain, jengkal game juga bisa untuk mengasah kecerdasan anak.
Ia menambahkan bahwa uniknya permainan ini yaitu papan karambol dapat dibongkar-pasang menjadi empat bagian dan dapat disusun saat sedang tidak digunakan sehingga menghemat ruang penyimpanan juga dapat digunakan sebagai penghias rumah.
Ide ini diperolehnya dari hasil wawancara bersama beberapa orang tua. Ia menjelaskan bahwa para orangtua lebih setuju jika setiap permainan tidak berada dalam kondisi terpisah karena anak-anak sangat malas untuk merapihkan lagi barang-barangnya.
“Laci di keempat sisinya dapat digunakan sebagai tempat menyimpan keempat permainan lain, dan setiap sisi papan dapat dijadikan wadah dalam bermain satu jenis permainan, inilah yang menjadi nilai tambah pada produk JENGKAL Game”, Ungkapnya.
Ia berharap ke depan, jengkal game ini bisa menumbuhkan kembali interaksi sosial anak-anak usia dini dengan teman-teman dan lingkungannya, agar tidak melulu fokus pada gadget. (EF)