Peringati Milad Ke-74, UII Lestarikan Budaya Islam
Sebagai wujud turut melestarikan budaya Islam yang telah melekat di masyarakat Indonesia, Universitas Islam Indonesia (UII) dalam rangka Milad Ke-74 kembali menggelar kegiatan Festival Hadrah Tingkat DI. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Festival Hadrah ini merupakan penyelenggaraan yang ke dua kalinya setelah sukses diselenggarakan pada Milad UII tahun 2016. Festival Hadrah berlangsung di Auditorium Abdul Kahar Muzakkir (UII), Selasa (11/4).
Disampaikan Koordinator Bidang Seni dan Budaya Milad ke-74 UII, Hanindya Kusuma Artati, ST. MT., kegiatan Festival Hadroh Milad ke-74 UII memperebutkan tropi dan hadiah total sebesar Rp. 18 Juta Rupiah. Peserta yang mengikuti festival tidak dipungut biaya pendaftaran, hal ini menurutnya sebagai wujud apresiasi UII terhadap kesenian-kesenian Islam yang ada di Indonesia.
“Kriteria penilaian dalam Festival Hadrah Milad ke-74 UII meliputi performance, music dan vocal. Adapun juri yang dihadirkan yakni Anas Fahrudin, S.Pd.I, Supriyati Hardi Rahayu., M.Pd.I, dan Ahmad Rony Suryo Widagda., S.Pd.I.,” imbuhnya.
Lebih lanjut Hanindya menuturkan, maksud dan tujuan dari penyelenggaraan Festival Hadrah salah satunya adalah UII ingin menampung bervariasinya budaya Islam yang ada di Indonesia. Melalui penyelenggaraan Festival Hadrah ini diharapkan dapat merangkul berbagai kalangan serta turut mensosialisasikan budaya-budaya Islam. “Dengan perpaduan budaya lokal dan Islam, kesenian Islam ini kiranya perlu dilestarikan,” tandasnya.
Kelompok hadrah yang tampil dalam festival sebagaimana dijelaskan Hanindya berasal dari seputaran DI Yogyakarta yakni Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta. Sementara kelompok hadrah yang berasal dari seputaran Jawa Tengah antara lain dari Banjarnegara, Semarang, Salatiga, Klaten dan Wonosobo.
Sementara disampaikan Wakil Rektor III UII, Ir. Agus Taufiq, M.Sc., yang juga berkesampatan membuka secara resmi jalannya Festival Hadrah berharap penyelenggaraan di tahun berikutnya dapat berlangsung selama dua hari, sehingga kelompok yang mendaftar semuanya dapat tampil.
Disampaikan Agus Taufiq, acara Festival Hadrah mengandung arti bagaimana mensyiarkan Islam dalam bentuk pujian-pujian. Ia juga berharap festival semacam ini akan di ikuti oleh bentuk atau kesenian yang lain. Menurut Agus Taufiq UII tidak hanya mengembangkan aspek keilmuan, keagaman, keilmiahan namun dalam hal seni UII juga harus punya warna. “Semoga festival ini menjadi awal yang baik bagi semua lini di UII, dan juga dapat mewarnai kehidupan kampus,’ ungkapnya.
Mengakhiri jalannya festival hadrah yang juga dihadiri oleh Rektor UII Nandang Sutrisno SH. MH. LLM. Ph.D., dewan juri menetapkan kelompok hadrah Al Piars dari Wonosobo sebagai juara pertama. Sementara juara ke dua dan ke tiga berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh dewan juri ditetapkan untuk kelompok hadrah Zahrotul Qolby dari Sleman Yogyakarta dan kelompok hadra Al-Fatah dari Banjarnegara.
Sedangkan tiga juara harapan ditetapkan oleh dewan juri untuk kelompok hadrah Darussholihin dari Sleman Yogyakarta, Yadal Fataa dari Sleman Yogyakarta dan Shollu’alanabi UKM REMO dari Semarang. Penghargaan arransemen terbaik diberikan untuk kelompok hadrah Futuhatus Syabab Klaten. Sementara vocal terbaik diberikan kepada kelompok hadrah Baiturrohman dari Semarang.