Perdana Pascapandemi, Wisuda UII Dihadiri Orang Tua Wisudawan
Perdana pascapandemi, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Wisuda Program Doktor, Magister, Sarjana, dan Diploma Periode I Tahun Akademik 2022/2023 dengan menghadirkan orang tua wisudawan. Acara luring di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir itu berlangsung pada dua kali kesempatan yakni pada Sabtu (24/9) dengan 795 wisudawan dan Minggu (25/9) bersama 385 wisudawan. Dengan jumlah wisudawan mencapai 1.180 orang, panitia menerapkan protokol kesehatan yang ketat selama berlangsungnya acara.
Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D, dalam sambutannya menyampaikan upacara wisuda kali ini semakin hangat dengan hadirnya orang tua atau para kerabat keluarga wisudawan dengan jumlah yang tetap dibatasi dan mematuhi protokol kesehatan.
“Mulai wisuda periode ini, kami kembali mengundang orang tua wisudawan. Tentu masih dengan menjalankan protokol kesehatan, karena pandemi belum benar-benar sirna dari sekitar kita.” jelasnya.
Ia juga menyampaikan pesan kepada para wisudawan bahwa ilmu pengetahuan yang didapat selama di bangku kuliah sudah cukup untuk melanjutkan dunia berkarya, usaha, lembaga, atau pendidikan selanjutnya. Namun lingkungan yang cepat berubah juga menuntut para wisudawan untuk dapat beradaptasi dengan berbagai kemajuan.
Batas globalisasi yang semakin buram terutama setelah pandemi membuat kejadian di satu pojok dengan cepat mempengaruhi pojok dunia lainnya dengan saling ketergantungan. Digitalisasi juga terjadi hampir di banyak sektor, tak terkecuali proses pendidikan sehingga kualitas layanan digital perlu ditingkatkan untuk mendukung aktivitas pembelajaran mahasiswa. Perubahan-perubahan tersebut yang mengharuskan mahasiswa memiliki kecakapan digital.
Tidak hanya sampai disitu saja, Fathul Wahid juga menjelaskan langkah strategis yang diambil oleh UII selama pandemi. Perekonomian yang sulit memberikan dampak pada jumlah cacah mahasiswa baru yang jauh di bawah target. Disisi lain, di kala pandemi UII tetap mampu memberikan bantuan potongan SPP lebih dari Rp 105 miliar kepada mahasiswa berkat rahmat Allah Swt.
Sebagai penutup, Fathul Wahid mengingatkan bahwa perjalanan dalam menempuh studi merupakan suatu kesuksesan dari kontribusi banyak orang dalam keseharian menjadi mahasiswa, mulai dari sahabat, dosen, dan diri sendiri. Serta kekuatan terbesar dari jarak nan sangat jauh, yakni usaha dan doa orang tua.
“Seringkali, untuk memenuhi kebutuhan saudara, orang tua membanting tulang, memeras keringat, dalam kadar yang di luar bayangan saudara. Orang tua menjalaninya dalam diam, supaya saudara tidak terlarut dalam suasana hati yang dapat mengganggu studi saudara”, ungkapnya.
Sementara, Pengku Adhil Dhimas Permana selaku perwakilan wisudawan dari Fakultas Hukum mengungkapkan bahwa upacara wisuda adalah bukti dari hasil tanggung jawab selama studi dengan melewati berbagai lika-liku untuk mencapai mimpi.
“Kampus ini memberikan momen-momen yang indah banyak pengalaman yang kami dapat, kami belajar arti dari suatu perjuangan, pantang menyerah, kerja keras, pengorbanan, dan konsekuensi pada pencapaian.” ujarnya.
Dhimas melanjutkan bahwa upacara wisuda bukanlah akhir dari perjuangan namun merupakan awal perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Bahawa mahasiswa memiliki peran untuk meneruskan estafet perjuangan, menyebarkan nilai-nilai pada bidang keilmuan masing-masing.
“Sebagaimana Umar Bin Khattab pernah berkata tidak ada rasa bersalah yang dapat mengubah masa lalumu dan tidak ada kekhawatiran yang dapat mengubah masa depan. Tidak apalah yang kita lakukan selama ini dan apa yang kita berikan nanti, melainkan upaya ikhtiar untuk menjadi yang bermanfaat dan baik amalnya.” pungkasnya. (YA/ESP)