,

Percepatan Peningkatan Kapabilitas Tenaga Ahli Konstruksi Masih Diperlukan

Kesiapan infrastruktur merupakan komponen penting tolok ukur daya saing sebuah negara. Infrastruktur yang mapan, seperti dengan adanya jalan tol, jalan layang, jembatan, jalur kereta api, stasiun, bandara, dan pelabuhan akan mendorong kelancaran mobilitas orang, barang, maupun jasa. Hal ini pada gilirannya akan membuka dan menggerakkan simpul-simpul perekonomian baru. Upaya membangun infrastruktur yang maju tidak mungkin berjalan mulus tanpa adanya peningkatan kapabilitas SDM di bidang konstruksi. Oleh karena itu, kerjasama antara pemerintah dan perguruan tinggi sangat vital untuk menyediakan SDM konstruksi yang handal.

Hal ini sebagaimana tergambar dalam acara penandatanganan MoU antara dua program studi (prodi) di lingkungan FTSP UII dengan Balai Penerapan Teknologi Konstruksi, Dirjen Bina Konstruksi. Dua prodi yang terlibat kerjasama yakni Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan UII. MoU berkaitan dengan pelaksanaan program pelatihan jarak jauh bidang konstruksi, knowledge management, dan seminar teknologi terapan bidang konstruksi.

Wakil Rektor III UII, Ir. Agus Taufiq, M.Sc yang hadir pada kesempatan itu mengatakan Indonesia perlu mendorong percepatan kapabilitas tenaga kerja ahli bidang konstruksi. Hal ini penting karena pembangunan infrastruktur Indonesia dinilai masih tertinggal jika dibanding negara-negara tetangga.

“Menurut data indeks daya saing infrastruktur yang dikeluarkan Global Competitiveness Index, Indonesia pada tahun 2016 menduduki peringkat ke-60. Meskipun naik cukup signifikan (pada tahun 2011 RI peringkat ke-90), namun RI masih tertinggal di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand”, ujar Wakil Rektor III.

Senada dengan hal itu, Cakra Nagara, S.T., M.T., M.E. selaku Kepala Balai Penerapan Teknologi Konstruksi menjelaskan tingginya kebutuhan tenaga ahli konstruksi tidak berbanding lurus dengan masih terbatasnya tenaga kerja yang ada baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

“Program pelatihan jarak jauh bidang konstruksi diharapkan dapat memangkas kesenjangan yang ada. Pada tahun 2015 telah ada 1.400 orang yang berpartisipasi, pada 2016 meningkat menjadi 1.700 orang, pada tahun ini kita targetkan 10.000 orang peserta”, jelasnya.

Di samping pelatihan jarak jauh, pihaknya juga berharap mahasiswa FTSP UII juga aktif berpartisipasi menulis karya ilmiah yang nantinya akan diunggah ke dalam website sibima konstruksi (sibima.pu.go.id). Website ini merupakan portal yang berisi pengetahuan dasar dan lanjut yang sering digunakan pada bidang jasa konstruksi di seluruh Indonesia.

Sedangkan Dekan FTSP UII, Dr.-Ing. Ir. Widodo Brontowiyono, M.Sc FTSP UII menyambut baik kerjasama dengan Balai Penerapan Teknologi Konstruksi, Dirjen Bina Konstruksi. Ia menyampaikan dipilihnya prodi Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan UII sebagai mitra adalah hal yang sangat tepat. Sebab kedua prodi telah mengantongi akreditasi internasional sehingga tidak diragukan lagi kompetensinya.