Perbedaan Biofuel dan Biodiesel
Program Studi Teknik Kimia UII mengadakan kegiatan kuliah daring dengan mengangkat tema energi terbarukan yakni biofuel dan biodiesel. Kegiatan yang menjadi bagian dalam program Global Engagement Grant (GEG) 2020 ini diisi pembicara asing yakni Isabel Nunes, Ph.D, assistant professor dari Universidade de Aveiro Portugal.
Isabel memaparkan tentang apa itu biofuel dan bagaimana proses pembentukannya. “Biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian”, ungkapnya.
Menurutnya, ada tiga cara pembuatan biofuel. Yang pertama adalah pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian). Selanjutnya yakni melalui fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana). Cara lainnya adalah fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar). Proses fermentasi ini dapat menghasilkan dua tipe biofuel yakni alkohol dan ester.
Sedangkan biodiesel merupakan biofuel yang paling umum ditemukan di Eropa. “Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methyl asam lemak (atau ethyl) ester (FAME)”, jelasnya.
Ia menerangkan bahwa minyak yang dicampur dengan sodium hidroksida dan metanol (atau etanol dan reaksi kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. Satu bagian glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel. Biodiesel dapat digunakan di setiap mesin diesel kalau dicampur dengan diesel mineral.
Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100% biodiesel. Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak stasiun bahan bakar. (HN/ESP)