Pentingnya Mempelajari Sains Guna Meraih Kemuliaan
Dalam rangka memperdalam esensi bulan Ramadan, Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Magister Farmasi UII mengadakan webinar kajian spesial Ramadan bertajuk “Al-Quran dan Sains Modern”. Webinar keislaman yang diadakan secara daring tersebut berlangsung pada Rabu (20/3) dan menghadirkan Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M. Sc., Ph.D., sebagai narasumber. Kajian ini ditujukan kepada masyarakat UII dan terbuka untuk umum melalui kanal Youtube dan Zoom Meeting serta dihadiri oleh lebih dari 340 peserta. Turut hadir untuk membuka sekaligus memberi sambutan, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D.
Prof. Fathul Wahid pada kesempatannya menyampaikan sebuah kutipan dari Imam Syafi’i terkait peran ilmu. “Barang siapa menginginkan dunia, kebahagiaan dunia, maka dengan ilmu, dan barang siapa mengharapkan kebaikan, kemudahan akhirat, maka juga dengan ilmu, karena ilmu itu dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan di setiap prosesnya,” jelas Prof. Fathul Wahid.
Untuk mengetahui kebenaran dan mencapai kebijaksanaan, Prof. Fathul Wahid menerangkan perlunya peran ilmu. “Orang yang tidak mencintai ilmu itu tidak ada kebaikan di dalamnya dan tidak ada antara dia dan ilmu itu kearifan, kebijaksanaan, dan sedekah, kebenaran, karena ilmu itu adalah kehidupan hati dan lentera visi (pandangan),” terangnya.
Terakhir, Prof. Fathul Wahid berpesan kepada para muslim/muslimah. “Perangai ilmiah jangan dipertentangkan dengan perangai religius, dan mengembangkan sains itu adalah perintah agama, sangat mulia dan harus dimuliakan. Jadi bagaimana di kalangan Islam ini harus kembali memuliakan sains dan saintis,” tambahnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Prof. Riyanto mengungkapkan esensi keberadaan Al-Quran tidak pernah lekang oleh zaman. “Ketika 1.400 tahun yang lalu, Al-Quran sudah mengenal besi, QS. Al Hadid, begitu sangat sempurnanya, sangat detail bahkan titik lebur besi dan seterusnya diungkap ya, dan sampai sekarang pun perkembangannya masih tetap bisa mengikuti,” sambut Prof. Riyanto.
Disampaikan Prof. Riyanto, hakikat Al-Quran sebagai sebuah pedoman akan terus terjaga seiring berjalannya waktu. “Dengan Al-Quran itu bisa menjamin bahwa kehidupan kita dan Al-Quran itu juga akan bisa terus sampai akhir zaman, bisa kita pakai sebagai pedoman ya,” sambungnya.
Menurut Prof. Riyanto, sehebat apapun seorang muslim dalam melakukan riset, standar pedoman yang paling utama adalah Al-Quran. “Bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim (orang Islam) menyikapi perkembangan sains modern yang begitu pesat pandangan-pandangannya, tetapi kita mempunyai garis besar bahwa apapun, setinggi apapun kita melakukan riset, penemuan-penemuan baru yang sangat ekstrim bahkan hasilnya, maka kita masih punya pedoman bahwa Maha Benar Allah dengan segala firmannya,” ujarnya.
Terakhir, Prof. Riyanto menegaskan pentingnya menjadikan Al-Quran sebagai pedoman seorang peneliti muslim. “Dengan hasil riset itu akan menambah keimanan kita, akan menambah keyakinan kita bahwa Al-Quran juga kitab yang akan terus bertahan, akan terus bisa kita gunakan sebagai pedoman sampai akhir zaman ini,” pungkasnya. (JR/ESP)