Pentingnya Memahami Tindakan Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII), menggelar seminar Kekerasan Terhadap Anak bertajuk “Pentingnya Pengetahuan tentang Kekerasan Terhadap Anak bagi Pelajar SMA”, pada Sabtu (9/9) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito UII. Seminar menghadirkan pembicara dr. M. Bherbudi Wicaksono, Sp.A. dan dihadiri siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan masyarakat umum. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya memahami tindakan pencegahan kekerasan sejak usia anak-anak.

Dalam sambutannya, Dekan FK UII Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes. menuturkan bahwa tindakan kekerasan yang diterima oleh anak-anak akan berdampak besar di masa mendatang. “Kalau kita melihat, pengalaman apa pun, perlakuan apa pun yang diterima pada masa anak-anak, itu akan sangat menentukan psikologis anak di masa depan,” tuturnya.

Dijelaskan Isnatin Miladiyah, seorang korban kekerasan bisa menjadi pelaku kekerasan di kemudian hari. “Seseorang yang pernah mengalami kekerasan di masa lalunya, itu cenderung atau berpotensi untuk melakukan kekerasan itu terhadap orang lain, ini yang harus kita cegah,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan Isnatin Miladiyah, lingkungan terdekat merupakan tokoh yang berperan penting dalam pencegahan dan penanganan tindakan kekerasan. “Apabila lingkungan terdekat mengetahui adanya kekerasan ini, maka kita akan bisa mencegah kejadian-kejadian kekerasan selanjutnya, sehingga tidak berkepanjangan, jangan sampai kita menjadi korban apalagi pelaku,” imbuhnya.

Sementara pada sesi pemaparan materi, Bherbudi Wicaksono mengungkapkan beberapa bentuk dari kekerasan dan penelantaran anak, di antaranya adalah emotional abuse, verbal abuse, physical abuse, dan sexual abuse.

Ia menegaskan, meskipun kekerasan seksual umumnya terjadi di usia anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan remaja dan orang dewasa dapat menjadi korban. “Tidak hanya terjadi pada anak kecil, tetapi juga terjadi pada orang-orang, remaja, saat aktivitas bersama nonton tv, mandi, tidur, itu bisa menjadi potensi penyalahgunaan (tindakan kekerasan seksual),” tegas Bherbudi Wicaksono.

Terakhir, Bherbudi Wicaksono berpesan untuk tidak sembarangan menyentuh bagian tubuh pribadi milik anak seperti mulut, dada, hingga kemaluan. Hal ini guna menghindari area privasi dan sensitif anak. (CWN/RS)